Suku Bunga pada Sertifikat Bank Indonesia

1
12493
SBI Adalah

Dalam berinvestasi, banyak instrumen yang dapat dipilih calon investor. Beberapa yang lazim didengar masyarakat seperti reksa dana, saham dan obligasi. Selain itu, ternyata Bank Indonesia juga mengeluarkan instrumen investasi berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Apa itu SBI? Berikut penjelasan selengkapnya. 

Apa Itu SBI?

SBI adalah surat berharga yang dirilis oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka pendek. Tujuan dikeluarkannya instrumen investasi ini adalah agar nilai tukar rupiah tetap stabil. Ketika menjual SBI, Bank Indonesia secara tidak langsung dapat menyerap kelebihan uang di masyarakat. Dengan kata lain instrumen ini dikeluarkan agar bisa mengendalikan jumlah uang sehingga laju inflasi bisa ditekan.

SBI sendiri dapat dibeli oleh semua masyarakat Indonesia maupun warga Negara asing dari segala lapisan. Namun, Bank Indonesia lebih mendahulukan menjual kepada lembaga keuangan seperti bank. Masyarakat umum memang masih bisa membeli SBI tetapi harus melalui perantaraan pialang yang sudah ditunjuk.

Jangka waktu untuk investasi SBI adalah 1, 3 dan 6 bulan. Secara prinsip, SBI sama dengan T-Bills yang dikeluarkan oleh bank sentral Amerika Serikat. Keduanya pun merupakan instrumen yang bebas risiko (risk free). Karena tidak memiliki risiko, SBI menjadi wadah bagi perbankan untuk menyimpan dana nasabah yang belum tersalurkan pada jalur kredit. 

Penentuan Suku Bunga SBI

Para investor yang tertarik membeli SBI memang harus menyediakan dana cukup besar. Umumnya pembelian yang dilakukan minimal bernilai Rp100 juta dan kelipatan Rp50 juta. 

Tingkat suku bunga SBI ditentukan pada setiap penjualan mekanisme lelang di pasar biasanya dalam periode bulanan. Sejak tahun 2005, Bank Indonesia menjadikan BI Rate sebagai patokan di setiap lelang yang berlangsung pada setiap hari Rabu. Setelah lelang, pemenang dan proses transaksi akan diumumkan hari Kamis. Jangka waktu SBI adalah minimal 1 bulan serta maksimal 12 bulan, dihitung mulai tanggal transaksi sampai dengan tanggal jatuh tempo.

Perhitungan bunga SBI pun jauh berbeda dengan instrumen investasi lain seperti tabungan, deposito, serta obligasi. Biasanya instrumen-instrumen tersebut dihitung dengan menggunakan cara bunga majemuk. Sementara itu, suku bunga SBI dihitung dengan cara diskonto atau sistem bunga tunggal. 

Dengan sistem diskonto, para pembeli SBI tak harus membayar penuh nominal SBI yang hendak dibeli. Mereka hanya membayar nilai pokok yang sebelumnya telah dikurangi bunga. 

Sebagai investor misalnya, Anda tertarik membeli SBI senilai Rp200 juta. Suku bunga yang ditetapkan ketika itu adalah 5%. Jadi, besaran bunga dari SBI adalah Rp10 juta. Karena itu, Anda hanya mengeluarkan nominal senilai Rp190 juta. Nantinya ketika jatuh tempo, investor akan menerima bayaran dari Bank Indonesia senilai Rp200 juta. 

Baca juga: Ini Kekurangan dan Kelebihan Floating rate dalam KPR

Untung Rugi Investasi SBI

Sama dengan instrumen investasi lainya, SBI juga menawarkan keuntungan bagi para pemiliknya. SBI memiliki risiko investasi yang cukup rendah bila dibandingkan dengan investasi saham maupun reksa dana. Hal ini karena selaku penerbit SBI, Bank Indonesia sudah pasti akan membayar para investor bila tanggal jatuh tempo tiba. 

Selanjutnya, Anda juga bisa lebih cepat menikmati imbalan karena SBI tergolong investasi jangka pendek. Setelah itu, keuntungan bisa langsung dikelola kembali dalam bentuk investasi lain atau trading di pasar saham. SBI juga cocok dijadikan investasi apabila Anda memiliki kebutuhan dalam satu tahun berjalan. 

Meski diklaim sebagai investasi yang bebas risiko, SBI ternyata rentan terhadap inflasi. Hal ini bisa saja terjadi ketika dalam kurun waktu investasi, valuasi sewaktu-waktu tidak dapat menyaingi tingkat inflasi tahunan. Selain itu, keuntungan yang didapatkan pun jauh lebih rendah dibandingkan instrumen lainnya. Sebut saja investasi saham yang bisa mendatangkan keuntungan puluhan kali lipat dalam satu tahun. 

Bila hendak membeli sertifikat BI pun Anda harus menyiapkan dana awal yang cukup besar yakni minimal Rp100 juta. Oleh karena itu, investasi ini lebih disarankan kepada perbankan atau kalangan pengusaha yang sudah memiliki penghasilan di atas rata-rata setiap bulannya. 

Setelah mendapatkan informasi mengenai Sertifikat Bank Indonesia, diharapkan Anda bisa mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh mengenai instrumen investasi ini. Bila Anda ingin memulai investasi, pastikan dulu apa tujuannya.  Pahami benar risiko setiap instrumen dan pilihlah yang sesuai dengan sumber dana Anda. Selamat berinvestasi. 

Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!

Bagi kamu yang ingin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Akseleran menawarkan kesempatan pengembangan dana yang optimal dengan bunga rata-rata 10,5%-12% per tahun dan menggunakan proteksi asuransi 99% dari pokok pinjaman. Tentunya, semua itu dapat kamu mulai hanya dengan Rp100 ribu saja.

BLOG100

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk syarat dan ketentuan dapat menghubungi (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].

1 COMMENT

Comments are closed.