Pembelian bisnis yang telah berjalan bisa jadi lebih menghemat tenaga dan waktu ketimbang membangun usaha dari nol. Namun, perlu ketelitian dalam menilai ketika melakukan pembelian. Saat aset sudah berpindah tangan maka pemilik baru akan bertanggung jawab pada segala masalah yang terjadi dalam bisnis. Oleh karena itu, due diligence merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan calon pembeli.
Bagaimana pengertiannya dan apa saja yang harus dipersiapkan oleh Anda sebagai penjual untuk menghadapinya? Yuk, cari tahu jawabannya dari informasi di bawah ini!
Pengertian
Due diligence merupakan penyelidikan yang dilakukan investor terhadap riwayat keuangan dari perusahaan tempat investor menanamkan modal. Istilah ini juga dikenal dengan sebutan uji kelayakan atau uji tuntas. Cara ini sangat penting untuk diterapkan supaya pembeli tak salah langkah dalam membeli saham perusahaan tertentu. Sebaliknya, uji tuntas juga merujuk pada kegiatan Anda sebagai pihak penjual dalam menganalisis calon investor.
Bagaimana Prosesnya?
Broker dan negosiator dari sekuritas punya peranan penting dalam proses ini. Mereka bahkan dituntut untuk memberikan info yang apa adanya serta jelas kepada calon investor. Kesalahan sekecil apa pun akan masuk ke dalam tindakan kriminal dan bisa sampai ranah hukum. Investor harus melakukan uji tuntas dengan cermat agar mengurangi risiko kerugian dan investasi menjadi tepat sasaran.
Ada beberapa tahapan pemeriksaan yang perlu dilakukan. Pertama, menganalisis kapitalisasi perusahaan untuk melihat potensi keuntungan yang didapatkan dari investasi. Kemudian, menganalisis pendapatan, margin, dan profit. Tidak ketinggalan pula untuk menganalisis pesaing dan melakukan evaluasi akhir.
Hal-Hal yang Harus Disiapkan
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum dicek dan diverifikasi oleh konsultan hukum, antara lain:
-
Anggaran Dasar Perusahaan
Siapkan anggaran dasar perusahaan terlebih dahulu. Mulai dari akta pendirian perusahaan, perubahan anggaran dasar, kegiatan usaha, ketentuan seputar pengangkatan komisaris atau direksi, hingga tata cara dan peraturan dalam melaksanakan rapat-rapat umum.
-
Dokumen-Dokumen Mengenai Aset Perusahaan
Aset perusahaan yang dimaksud meliputi aset bergerak maupun tidak bergerak. Anda harus menyiapkan dokumen terkait status kepemilikan aset, sengketa (jika ada), serta pembebanan atas aktiva yang dimiliki.
-
Perjanjian dengan Pihak Ketiga
Perjanjian yang dimaksud meliputi perjanjian utang piutang, perjanjian pemegang saham, perjanjian dengan pemasok, dan perjanjian kerja sama.
-
Dokumen Terkait Permasalahan Internal
Selanjutnya, persiapkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah perusahaan ataupun kepegawaian. Contohnya, dokumen tentang jaminan sosial tenaga kerja, perizinan dan kewajiban lapor seputar kepegawaian, izin tenaga kerja asing, kesepakatan kerja, serta upah tenaga kerja.
-
Dokumen Perizinan dan Persetujuan
Selanjutnya adalah menyiapkan dokumen-dokumen terkait perizinan. Hal tersebut meliputi jenis, instansi penerbit, jangka waktu, sanksi, pemegang izin, penataan, serta hak, kewajiban, dan larangan. Jenis izin yang diperiksa nantinya harus sesuai dengan kegiatan bisnis perusahaan.
-
Dokumen Pajak
Dokumen pajak biasanya termasuk NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) perusahaan, dokumen pajak-pajak terutang, atau dokumen tentang PBB (Pajak Bumi dan Bangunan).
Baca juga: Bayar Pajak Online? Mudah Kok Ini Caranya!
-
Informasi tentang Direksi Perusahaan
Hal berikutnya yang perlu dipersiapkan adalah informasi tentang direksi perusahaan. Konsultan hukum akan meminta susunan direksi yang sedang menjabat beserta identitas diri masing-masing. Selain itu, pernyataan dari direksi terkait keterlibatan dengan suatu perkara yang dapat memengaruhi kelangsungan perusahaan juga akan diperiksa.
-
Dokumen Asuransi
Dokumen-dokumen ini melibatkan beberapa hal. Misalnya, penanggung asuransi, jenis, objek asuransi, risiko yang ditanggung, jumlah tanggungan, klausul bank, dan jangka waktu asuransi. Anda harus menyampaikan pernyataan tentang aset material yang diasuransikan dan kemampuan jumlah pertanggungan dalam mengganti objek yang diasuransikan atau menutup risiko tanggungan.
-
Dokumen yang Berkaitan dengan Tuntutan atau Sengketa
Pihak penyelidik biasanya juga akan memeriksa dokumen yang berkaitan dengan perkara, tuntutan, atau sengketa. Masalah-masalah tersebut dapat memengaruhi keadaan perusahaan. Jika memiliki dokumen-dokumen tersebut, jangan lupa untuk menyiapkannya.
Demikian penjelasan tentang pengertian dan beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi due diligence. Intinya, prosedur ini dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada celah atau kecurangan di antara kedua belah pihak. Ingat pula untuk memastikan kalau materi yang dilaporkan Anda sudah sesuai dengan kenyataan di lapangan. Jangan sampai membuat calon pembeli meragukan kredibilitas perusahaan. Selamat menjalankan bisnis!
Ajukan Pinjaman Sekarang dan Dapatkan Kemudahan Pinjaman Modal Usaha di Akseleran!
Dapatkan pinjaman dengan bunga kompetitif dan kemudahan proses pengajuan. Ajukan pinjaman untuk mengembangkan usahamu sekarang. Akseleran juga sudah terdaftar resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga proses transaksi yang kamu lakukan jadi lebih aman dan terjamin.
Untuk kamu yang tertarik mengenai pendanaan atau pinjaman langsung bisa juga menghubungi (021) 5091-6006 atau bisa via email [email protected].
[…] yang membantu kamu dalam memilih saham-saham yang tepat, sehingga kamu tidak perlu melakukan due diligence tiap saham yang akan kamu beli satu per […]
[…] Baca juga: Apa yang Disiapkan dalam Menghadapi Due Diligence? […]
[…] Baca juga: Apa yang Disiapkan dalam Menghadapi Due Diligence? […]
[…] Baca juga: Apa yang Disiapkan dalam Menghadapi Due Diligence? […]
Comments are closed.