Mengenal Tentang Perencana Keuangan

2
1440

“Perencana Keuangan, Pemberi Saran yang Efektif”

Menjalani kehidupan, semestinya setiap orang memiliki tujuan-tujuan hidup yang ingin dicapai dan diwujudkan. Agar tujuan hidup tercapai dan terwujud salah satunya adalah perlu adanya perencanaan keuangan yang terukur dan terarah. Baik yang bersifat jangka pendek, menengah, atau panjang. Mulai dari memenuhi kebutuhan sehari-hari, kebutuhan mendadak, biaya pendidikan, pernikahan, membeli rumah, kendaraan pribadi, membangun aset, jalan-jalan, hingga persiapan untuk menikmati hidup (pensiun). Semua itu tentunya membutuhkan uang dan perlu direncanakan sedini mungkin.

Untuk mencapai dan mewujudkan keamanan dan kebebasan finansial (financial security and freedom) perlu menumbuhkan kesadaran mengenai pentingnya perencanaan dan pengelolaan keuangan pribadi. Pengetahuan yang minim atau kesibukan yang dihadapi, tak jarang banyak orang mencari perencana keuangan karena menawarkan jasa keuangan yang sangat dibutuhkan, yang mana perencana keuangan membantu Sobat menyusun rencana keuangan dengan efektif dan objektif.

Instansi atau seorang perencana keuangan sepertinya memang belum terlalu populer di Indonesia, tapi sebenarnya ada dan juga dicari oleh masyarakat. Instansi atau seorang perencana keuangan mengemban tugas dengan memberikan saran-saran penting yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan. Saran-saran itu sendiri dihasilkan dari analisis yang terstruktur sehingga seorang perencana keuangan tidak akan sembarangan memberikanmu saran. Agar orang yang membutuhkan saran itu bisa mengelola uangnya secara wajar dan bisa mendapatkan tujuan utama dari pengelolaan uang tersebut dengan cara yang efisien.

Terbagi Dua

Perencana keuangan terbagi menjadi dua, pertama adalah perencana keuangan secara independen, yang mana bekerja secara mandiri dan tidak terikat pada instansi manapun, tetapi mereka tetap bisa dipercaya karena kompetensinya. Lalu yang kedua adalah perencana keuangan terikat, mereka bekerja di sebuah instansi karena perusahaan atau bank tersebut membutuhkan mereka.

Tetapi bagaimana jika ingin memilih instansi perencana keuangan dan agar tidak salah memilih perencana keuangan? Apa yang perlu kita ketahui sejak dini bahwa perencana keuangan tersebut akan menjalankan tugasnya dengan baik dan benar? 

Safir Senduk, Pakar Perencana Keuangan mengatakan, adanya kasus instansi perencana keuangan yang melanggar aturan tentu berdampak pada profesi perencana keuangan yang sudah dibangun bersama rekan-rekannya sejak tahun 1998. Karena kasus tersebut menggiring persepsi masyarakat bahwa instansi atau seorang perencana keuangan “pegang uang” nasabahnya.

“Masyarakat akan mengira perencana keuangan memiliki maksud akan mengarahkan ke Manajer Investasi dan untuk mendapatkan komisi. Padahal itu semua tidak benar alias salah,” ujar Safir Senduk kepada Akseleran, Selasa (28/07).

Menurut Safir, jika memang melihat atau menjadi korban instansi/seorang perencana keuangan seperti itu harus dipidanakan karena menyalahi etika sebagai instansi/seorang konsultan.

Agar tidak terjebak dengan perencana keuangan “bodong”, Safir Senduk meminta masyarakat untuk mempertimbangkan 4 (empat) hal berikut sebelum memilih instansi atau seorang perencana keuangan:

  1. Memberikan Saran Efektif untuk Mengelola Keuangan

Instansi atau seorang perencana keuangan perlu dilihat dari nilai-nilai perencana keuangan yang diterapkan, apakah sesuai dengan yang Sobat inginkan atau tidak. Misalkan Sobat berkonsultasi untuk merencanakan menikah, rumah yang tidak terlalu besar dan dana pensiun yang cukup. Tetapi instansi/seorang perencana keuangan menyarankan untuk menikah di gedung mewah, rumah yang megah dan pensiun bergelimang harta. Menurut Safir, konsultan seperti itu harus ditinggalkan karena berbeda values.

  1. Cerdas Mempelajari Data Keuangan

Perencana keuangan, lihai melihat dan mempelajari data-data keuanganmu karena dengan cara itu mereka bisa merencanakan hal-hal yang perlu dilakukan untuk masa mendatang. Sehingga perencana keuangan harus bisa menganalisis terlebih dahulu data keuangan yang Sobat miliki.

Baca Juga:
Bonus Tahunan Tiba, Bagaimana Mengelolanya?
Tips Mengelola Keuangan untuk Pria Menikah
Tips Mengatur Keuangan Bagi Pria Lajang

  1. Saran Bersifat Objektif dan Independen

Di awal pertemuan, mungkin Sobat akan menemukan perencana keuangan sepertinya tidak berpihak padamu ketika memberikan saran, padahal sebenarnya ia sedang memberikan saran objektif. Mereka mencari jalan keluar yang tepat agar keinginanmu bisa terpenuhi, walaupun tidak sepenuhnya terpaku pada keinginanmu. Meski dirasa belum “sejalan” tetapi bisa diterima secara logika dan keinginan maka teruskan.

Safir mengibaratkan Sobat pergi ke seorang desainer interior karena rumah masih kosong, lalu semuanya digambar oleh desain interior dan Sobat membayar jasa desainer interior tersebut. Kemudian, desainer interior tersebut menyarankan membeli furniture A dan menurut desainer interior, furniture tersebut hanya ada di toko jalan Sabang tetapi ternyata toko itu milik si desainer interior. Meski diperbolehkan berafiliasi tetapi secara etika salah.

Maka perencana keuangan harus objektif dan independen meski berafiliasi diperbolehkan tetapi tidak boleh memonopoli. Bahkan meski si klien menyetujui atau secara teknik diperbolehkan berafiliasi, tetapi secara etika sebagai konsultan hal itu tidak dibenarkan.

  1. Memonitor Rencana Keuangan Klien

Setelah Sobat melakukan konsultasi pada perencana keuangan, biasanya perencana keuangan tidak akan membiarkanmu begitu saja karena sebenarnya tugasnya belum selesai. Perencana keuangan akan tetap melakukan pengawasan apakah saran yang diberikan, Sobat bisa melakukan dengan sebaik-baiknya.

Jika terjadi kendala, perencana keuangan juga tidak akan segan untuk membantumu. Monitor ini biasanya dilakukan dengan evaluasi yang bisa dilakukan setahun sekali atau dua tahun sekali tergantung perjanjian antara Sobat dengan perencana keuangan.

Well Sob, mengelola keuangan tampaknya mudah, tetapi banyak orang yang terjebak dengan uang yang dimilikinya dan akhirnya boros. Hal yang paling sering terjadi adalah penghasilan ada, tapi karena gaya hidup membuat Sobat terlilit utang dan sulit untuk membayar. Hal tersebut terjadi karena Sobat tidak mengelola keuangan dengan tepat.

Padahal yang paling tepat adalah mengelola uang yang Sobat miliki hingga bisa menghasilkan uang kembali, atau mengelola uang itu agar bisa berguna di masa depan, sehingga kita memiliki persiapan matang. Apalagi mengelola keuangan untuk mempersiapkan masa pensiun. Maka perencana keuangan itu sebenarnya penting karena memang mengelola keuangan tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Daftar sekarang dan dapatkan imbal hasil hingga 21% per tahun di Akseleran

Akseleran memberikan saldo awal senilai Rp 100 ribu untuk pendaftar baru dengan menggunakan kode CORCOMMBLOG. Melakukan pendanaan di Akseleran juga sangat aman karena lebih dari 98% nilai portofolio pinjamannya memiliki agunan. Sehingga dapat menekan tingkat risiko yang ada. Akseleran juga sudah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor surat KEP-122/D.05/2019 sehingga proses transaksi yang kamu lakukan jadi lebih aman dan terjamin.

Untuk kamu yang tertarik mengenai pendanaan atau pinjaman langsung bisa juga menghubungi (021) 5091-6006 atau bisa via email [email protected]

2 COMMENTS

Comments are closed.