Apakah Kamu Termasuk Sandwich Generation?

0
5923
Sandwich Generation

Sebutan sandwich generation belakangan kerap didengungkan oleh para pakar keuangan, terutama saat membahas topik finansial generasi milenial. Jika kamu merasa salah satu generasi sandwich, mari cari tahu jawaban lengkapnya di sini. 

Apa itu Generasi Sandwich atau Sandwich Generation?

Adalah Dorothy A. Miller, profesor dari Universitas Kentucky, Amerika Serikat yang mencetuskan istilah ini pada tahun 1981. Ia mendefinisikan generasi sandwich sebagai kelompok individu yang bertanggung jawab atas kehidupan orang tua dan anak-anak mereka. 

Posisi mereka berada di tengah-tengah, ‘diimpit’ orang tua yang sudah tidak lagi punya penghasilan untuk membiayai hidup bulanan dan anak-anak yang harus dibesarkan dengan layak. Kondisi terjepit bak sandwich ini kerap menimbulkan stres pada generasi milenial yang kemudian berpengaruh besar pada kehidupan keluarga maupun sosialnya.

Berdasarkan kategori usia, terdapat tiga tipe generasi sandwich. 

  • Generasi sandwich tradisional

Dijumpai pada kelompok usia 40-50 tahun. Mereka masih menanggung kebutuhan anak-anak yang sebetulnya sudah masuk usia produktif tetapi belum mandiri secara finansial. Di sisi lain, mereka pun bertanggung jawab atas orang tua lanjut usia yang tidak lagi produktif bekerja.

  • Generasi club sandwich

Berisi kelompok usia 50-60 tahun, generasi ini menanggung hidup orang tua sekaligus anak yang telah dewasa hingga cucu mereka. Jika kamu berusia 30-40 tahun, bisa juga dikelompokkan dalam tipe ini. Bahkan, ‘beban’ yang ditanggung berlipat-lipat. Dengan anak yang masih kecil, orang tua dan kakek nenek pun bergantung secara finansial padamu.

  • Generasi open-faced sandwich

Tipe ini mengacu pada individu yang terlibat aktif merawat lansia. Sebut saja, perawat di panti jompo maupun perawat khusus lansia di rumah. 

Tips Mengelola Keuangan untuk Generasi Sandwich

Dari ketiga tipe di atas, kamu masuk kelompok mana? 

Ketika kamu berada dalam situasi demikian, tekanan demi tekanan datang silih berganti. Apalagi, kamu menjadi sandaran hidup banyak orang. Bagi orang tua dan anak-anakmu, kamu lebih dari sekadar tulang punggung. Jika kamu runtuh, hidup mereka pun bisa berantakan.

Alih-alih memikirkan diri sendiri, generasi sandwich umumnya sibuk memikirkan cara apa lagi yang bisa dilakukan demi memenuhi kebutuhan semua orang. Dengan beban finansial yang kian berat, semakin sulit rasanya keluar dari situasi pelik ini.

Padahal, rantai generasi sandwich harus diputus. Jangan sampai anakmu menanggung beban serupa. Coba lakukan beberapa trik berikut.

  • Pastikan arus kas keuanganmu positif

Menata ulang finansial saat ini memang terkesan langkah besar. Namun, hal ini penting mengingat arus kas generasi sandwich harus positif. Paling tidak penghasilan kamu dua kali lipat pengeluaran rutin. Ingat, saat ini kamu menanggung dua rumah tangga (atau lebih!) sekaligus. 

Catat pengeluaran rutin jadi langkah sederhana yang bisa dicoba. Dari situ kamu bisa menemukan kondisi keuangan terkini. Apabila pengeluaran lebih besar, cari penghasilan sampingan jadi alternatif solusi. Bisa juga dengan menekan pengeluaran seminimal mungkin. Misalnya, tinggal satu atap dengan orang tua atau menunda utang konsumtif.

Baca juga: Contoh Laporan Arus Kas Beserta 2 Metode Penyusunannya

  • Disiplin membuat prioritas keuangan

Komunikasikan dengan pasangan bagaimana menyusun prioritas keuangan keluargamu saat ini. Tentukan anggaran masing-masing pos pengeluaran sesuai porsi masing-masing. Tetapkan batasan jumlah maksimum di tiap pos, termasuk biaya hidup orang tua. 

Kemudian, hindari mengisi pengeluaran yang bersifat tersier maupun konsumtif, seperti rekreasi atau membeli barang mahal. Pakai prinsip ini: biayai pengeluaran yang benar-benar penting dan butuh. Sebut saja, biaya perawatan rumah, biaya pendidikan anak, serta belanja bulanan.

  • Bangun kesadaran finansial

Ya, satu-satunya cara paling masuk akal untuk menghentikan rantai sandwich generation adalah dengan membangun kesadaran finansial sejak detik ini. Beberapa langkah konkret yang bisa kamu coba lakukan antara lain:

  • Menyiapkan dana darurat, minimal 12 kali pengeluaran bulanan saat ini (untuk dua keluarga)
  • Punya proteksi diri dalam bentuk asuransi jiwa dan asuransi kesehatan mengingat statusmu sebagai pencari nafkah utama.
  • Bekali anggota keluarga dengan BPJS Kesehatan sebagai langkah proteksi kesehatan jangka panjang
  • Berinvestasi secara cermat untuk memenuhi kebutuhan masa depan, seperti dana pensiun dan pendidikan anak.

Memutus mata rantai sandwich generation bukan hal mustahil jika dibarengi dengan kesadaran finansial sejak dini. Belum ada kata terlambat untuk memperbaikinya sekarang. Mulailah dari langkah paling sederhana demi kebebasan finansial di masa tua nantinya.

Untuk Memutus Mata Rantai Sandwich Generation, Maka Melakukan Pengembangan Dana Adalah Solusi Terbaiknya!

Bagi kamu yang ingin mulai mengembangkan dana dengan modal minim sekaligus membantu pengembangan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Sebagai platform pengembangan dana yang optimal dengan bunga hingga 16% per tahun kamu dapat memulainya hanya dengan Rp100 ribu saja.

BLOG100

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk syarat dan ketentuan dapat menghubungi (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].