Memahami Sebenarnya Apa Itu Teori Perilaku Keuangan

0
6147
Perilaku Keuangan

Mengapa investor sering melakukan pembelian yang terlambat atau penjualan yang justru terlalu cepat? Mengapa seseorang menolak menarik uang dari rekening tabungan, meski mengetahui bahwa hal tersebut sebenarnya sangat diperlukan?

Upaya untuk menjawab pertanyaan seperti itulah yang dikembangkan dalam bidang perilaku keuangan sekitar tahun 1980-an sampai 1990-an. Merupakan sebuah cabang psikologi yang menggabungkan ilmu keuangan dan ekonomi, perilaku keuangan mencoba menjelaskan mengapa orang membuat keputusan investasi yang tidak rasional dan bagaimana hal ini nantinya akan menyebabkan pasar saham atau bursa keuangan lainnya membuat pergerakan yang tidak stabil.

Supaya bisa lebih memahami teori perilaku keuangan, kamu perlu memahami konsep teori keuangan tradisional terlebih dahulu. Secara garis besar, teori keuangan tradisional mencakup hal-hal berikut:

  • Baik pasar maupun investor merupakan pihak yang sangat rasional.
  • Investor sangat memerhatikan karakteristik utilitarian.
  • Investor memiliki pengendalian diri yang sempurna.
  • Investor tidak akan kebingungan dengan kesalahan kognitif atau kesalahan pemrosesan informasi.

Selanjutnya, coba bandingkan teori keuangan tradisional tadi dengan teori perilaku keuangan. Ciri khas dari perilaku keuangan ini mencakup:

  • Investor diperlakukan sebagai sesuatu yang “normal” dan bukan “rasional”.
  • Investor sebenarnya memiliki batasan pengendalian diri.
  • Investor dipengaruhi oleh bias mereka sendiri dan mungkin saja melakukan kesalahan kognitif yang dapat mengakibatkan keputusan yang salah

Secara sederhana, teori perilaku keuangan mengasumsikan bahwa individu tidak memiliki sifat rasional dan pengendalian diri secara sempurna, tetapi lebih mengarah pada pengaruhnya terhadap psikologis dan kecenderungan untuk menjadi “normal” serta mampu mengendalikan diri. 

Konsep Teori Perilaku Keuangan 

Teori perilaku finansial memiliki lima konsep penting, yaitu:

  • Akuntansi berbasis mental. Konsep ini mengarah pada kecenderungan seseorang mempersiapkan uang guna memenuhi satu tujuan.
  • Perilaku kelompok. Konsep ini menyatakan bahwa seseorang akan cenderung meniru perilaku finansial dari kelompok mayoritas. 
  • Ketimpangan emosi. Ketimpangan emosi mengarah pada pengambilan suatu keputusan yang didasarkan pada emosi sesaat atau tekanan emosi seperti kemarahan, rasa senang atau gembira, kecemasan, dan rasa takut. Sering terjadi, emosi merupakan penyebab utama mengapa seseorang membuat pilihan yang tidak masuk akal.
  • Anchoring. Anchoring mengarah pada melampirkan pengeluaran pada acuan tertentu. Contohnya termasuk anggaran pengeluaran yang dibuat secara konsisten dengan mengacu pada tingkatan anggarannya.
  • Atribusi pada diri. Konsep ini mengarah pada keinginan untuk menentukan pilihan yang didasarkan pada rasa percaya diri yang berlebihan terhadap pengetahuan atau keterampilan seseorang. Atribusi pada diri biasanya berasal dari bakat intrinsik di area tertentu. Individu akan cenderung menilai bahwa pengetahuan yang mereka miliki lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain.

Perilaku Keuangan di Pasar Saham

Efficient Market Hypothesis (EMH) mengatakan bahwa pada waktu tertentu di pasar yang sangat fluktuatif, harga saham dinilai secara efisien untuk mencerminkan semua informasi yang tersedia. Namun, banyak penelitian telah mendokumentasikan fenomena historis jangka panjang di pasar sekuritas yang bertentangan dengan EMH dan tidak dapat dijelaskan secara masuk akal dalam model yang didasarkan pada rasionalitas investor yang sempurna.

EMH umumnya didasarkan pada keyakinan bahwa pelaku pasar memandang harga saham secara rasional berdasarkan semua faktor intrinsik dan eksternal saat ini dan masa depan. Saat mempelajari pasar saham, perilaku keuangan akan melihat bahwa pasar tidak sepenuhnya efisien. Hal ini memungkinkan untuk dilakukan pengamatan bagaimana faktor psikologis dan sosial dapat mempengaruhi pembelian dan penjualan saham.

Baca juga: 5 Cara Investasi Saham Untuk Pemula

Pemahaman dan penggunaan bias perilaku keuangan dapat diterapkan pada saham dan pergerakan pasar perdagangan lainnya setiap hari. Secara luas, teori perilaku keuangan juga telah digunakan untuk memberikan penjelasan yang lebih mendalam tentang anomali pasar yang substansial. Meski bukan bagian dari EMH, investor dan manajer memiliki kepentingan dalam memahami tren perilaku keuangan. Tren ini dapat digunakan untuk membantu menganalisis tingkat harga pasar dan fluktuasi untuk spekulasi serta tujuan pengambilan keputusan.

Bagaimana Membedakan Teori Perilaku Keuangan dengan Teori Keuangan Secara Umum?

Teori keuangan secara umum membuat asumsi dalam modelnya bahwa individu adalah aktor rasional, bahwa mereka bebas dari emosi atau pengaruh budaya dan hubungan sosial serta merupakan pemaksimal utilitas untuk kepentingan diri sendiri. Teori tersebut juga mengasumsikan, dengan makna yang lebih luas, bahwa pasar dan perusahaan adalah organisasi rasional yang memaksimalkan keuntungan. Nah, teori perilaku keuangan memberikan penjelasan yang berlawanan untuk setiap asumsi tersebut.

Lalu, bagaimana caranya mengetahui bahwa teori perilaku keuangan ini akan sangat membantu nantinya? Mudah saja, dengan memahami bagaimana dan kapan seseorang melakukan penyimpangan dari ekspektasi rasional, teori perilaku keuangan akan membantu kamu membuat keputusan yang lebih baik dan lebih rasional yang berkaitan dengan masalah keuangan.

Perilaku Keuangan yang Bisa Kamu Lakukan Salah Satunya Adalah dengan Mengembangkan Dana di Akseleran!

Bagi kamu yang ingin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Sebagai platform pengembangan dana yang optimal dengan bunga hingga 16% per tahun kamu dapat memulainya hanya dengan Rp100 ribu saja.

BLOG100

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk syarat dan ketentuan dapat menghubungi (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].