Contoh Buku Besar dan Cara Pembuatannya dengan Lebih Mudah

0
5783
Buku Besar

Dalam siklus akuntansi, kamu dapat menjumpai 3 tahapan yang tak boleh dilewatkan. Tiga tahapan tersebut adalah pencatatan dan penggolongan, penyusunan ikhtisar laporan keuangan, serta penyajian laporan keuangan. Buku besar adalah proses yang perlu kamu lakukan ketika ingin melakukan pencatatan dan penggolongan. 

Penyusunan ledger dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh ringkasan transaksi yang terjadi pada periode tertentu dan telah tercatat di jurnal. Selain itu, keberadaannya juga memiliki fungsi dalam melakukan klasifikasi transaksi serta data keuangan perusahaan. Proses pembuatannya bisa kamu lakukan dengan mengumpulkan data dari jurnal umum dan khusus. 

Jenis-Jenis Buku Besar

Terdapat 4 jenis buku besar yang perlu kamu ketahui, yaitu: 

1. Buku Besar Umum

Jenis yang pertama adalah buku besar umum atau general ledger. Dalam sebuah general ledger, kamu akan memperoleh data terkait transaksi yang berkaitan dengan kas, persediaan, piutang, utang, serta beban. 

2. Buku Besar Pembantu

Ada pula buku besar pembantu atau subsidiary ledger yang tidak lain merupakan perpanjangan dari general ledger. Di sini, kamu bisa memperoleh catatan transaksi tertentu secara spesifik. Biasanya, perusahaan akan menyusun subsidiary ledger dalam dua bentuk, yakni buku utang dan buku piutang. 

Buku utang mencatat tentang data para pemasok secara rinci. Di sini, kamu bisa memperoleh daftar pemasok yang memberikan pinjaman kredit kepada perusahaan beserta nilainya. Sementara itu, buku piutang berisi tentang catatan perusahaan yang melakukan transaksi secara kredit.

3. Buku Kreditur

Kamu juga dapat mengenal buku kreditur atau creditor ledger. Pencatatan dalam creditor ledger hanya memuat informasi dari satu jurnal, yakni jurnal pembelian. Penyusunannya bertujuan untuk memperoleh informasi berkaitan dengan piutang perusahaan. 

4. Buku Debitur 

Terakhir, ada jenis ledger yang disebut buku debitur atau debtors ledger. Fungsinya mirip dengan creditor ledger, tetapi hanya memuat informasi yang bersumber dari jurnal penjualan. Dari sini, kamu bisa memperoleh data spesifik tentang utang perusahaan. 

Selain perlu mengetahui jenis-jenisnya, kamu juga harus tahu kalau cara penyusunan ledger terbagi dalam 3 bentuk, yakni: 

1. Bentuk T

Ledger T adalah bentuk buku besar yang paling sering digunakan. Alasannya, karena bentuk ini memiliki kemudahan dalam proses pembuatan serta pencatatannya. Sesuai dengan namanya, ledger ini punya bentuk mirip seperti huruf T. Di dalamnya, terdapat dua kolom, masing-masing merupakan debet dan kredit. Selanjutnya, terdapat kode akun di bagian kanan atas dan nama perkiraan di sebelah kiri atas. 

2. Bentuk Skontro

Ada pula ledger berbentuk skontro atau kerap pula disebut sebagai bentuk dua kolom. Dalam bentuk ini, kamu bisa menemukan pembagian ledger dalam dua kolom, yaitu kredit dan debet. Bentuknya memang mirip dengan T, tetapi memuat informasi yang lebih lengkap. 

Baca juga: 2 Contoh Laporan Laba Rugi yang Paling Sering Digunakan

3. Bentuk Staffel

Ledger staffel digunakan untuk memperoleh penjelasan transaksi yang lebih banyak. Di sini, kamu dapat menemukan jumlah kolom yang lebih bervariasi, tidak hanya kredit dan debet. Namun, kamu dapat menjumpai tambahan berupa kolom saldo. 

Cara Menyusun Buku Besar dan Contohnya

Proses penyusunan buku besar kerap disebut dengan istilah pemindah bukuan. Dalam proses ini, kamu perlu memindahkan data-data yang ada dalam jurnal ke ledger. Langkah-langkah yang perlu kamu lakukan dalam proses pemindah bukuan ini adalah sebagai berikut: 

  • Lakukan penutupan jurnal. Cara penutupan dapat kamu laksanakan dengan menjumlahkan nilai dari setiap kolom perkiraan. 
  • Melakukan pemindahan data dari jurnal ke buku besar. Kamu bisa memindahkan jumlah dari setiap perkiraan, baik yang berbentuk kredit ataupun debit. 
  • Isi kolom referensi jurnal khusus dengan kode sesuai ketentuan perusahaan. Selanjutnya, kamu dapat melakukan pengisian kolom referensi ledger dengan nomor halaman jurnal. 
  • Tulis tanggal sesuai dengan waktu terjadinya transaksi.

Contoh Pembuatan Buku Besar

Biar kamu bisa memahami cara pembuatan ledger lebih jelas, berikut ini adalah contohnya: 

Nama Perkiraan: Kas                                                                                                Nomor Perkiraan: 101
Tgl Keterangan Ref Debet Tgl Keterangan Ref Kredit
2020 2020
01/07 Saldo awal Rp400.000 Perlengkapan 312 Rp400.000
06/07 Pendapatan 213 Rp800.000 Utang 223 Rp600.000
10/07 Piutang 322 Rp900.000 Upah 311 Rp1.000.000
Rp2.100.000 Rp2.000.000

Itulah contoh cara membuat buku besar yang bisa kamu cermati. Cara pembuatannya bisa dilakukan dengan memanfaatkan Excel atau aplikasi khusus untuk akuntansi. Semoga bermanfaat, ya. 

Sekarang Sudah Mengetahui kan Pentingnya Buku Besar dalam Pengelolaan Keuanganmu? Jangan Lupa Juga Sisihkan Pendapatanmu Untuk Dikembangkan di Akseleran!

Bagi kamu yang ingin mengembangkan dana sekaligus mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Sebagai platform pengembangan dana yang optimal dengan bunga hingga 16% per tahun kamu dapat memulainya hanya dengan Rp100 ribu saja.

BLOG100

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk syarat dan ketentuan dapat menghubungi (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].