Skema ponzi merupakan modus investasi bodong yang juga sedang marak terjadi di Indonesia. Investasi ini menjanjikan keuntungan dan jadwal pengembalian yang tidak wajar. Cara kerjanya adalah dengan membagikan “keuntungan” pada investor menggunakan uang pribadi atau uang yang dibayarkan investor berikutnya.
Masalahnya banyak masyarakat Indonesia yang belum mengenal apa itu skema ponzi.
Di artikel ini kita akan membahas beberapa hal mengenai skema ponzi, seperti mekanismenya dan juga cara mengenali apakah penawaran investasi yang datang merupakan skema ponzi.
Untuk menarik investor, skema ini menjanjikan semua keuntungan dalam waktu singkat. Agar terus berjalan, skema ini membutuhkan aliran uang dengan terus menggaet investor baru.
Sejarah
Nama skema Ponzi berasal dari nama seseorang yaitu Charles Ponzi, penipu asal Italia. Penipuan yang dilakukan oleh Charles Ponzi berawal dari bisnis kupon kartu pos yang dapat dijual.
Meskipun nilai per kuponnya kecil, akan tetapi Ponzi bertransaksi dalam jumlah besar sehingga kupon yang bisa dijual pun semakin lama memiliki nilai yang semakin besar. Masalah dimulai ketika Ponzi mulai mengajak masyarakat untuk “berinvestasi” di bisnis ini.
Ternyata uang yang dikumpulkan dari investor-investor ini tidak dipakai untuk membeli dan menjual kupon kartu pos seperti ide awalnya, akan tetapi uang investor baru dipakai untuk membayar return investor lama yang memang rate-nya sangat tinggi (bunga 50% dalam waktu 90 hari).
Keanehan mulai tercium oleh Boston Post yang mendapatkan fakta bahwa dengan nilai bisnis yang dijalankan Ponzi, seharusnya ada sekitar 160 juta kupon yang beredar di dunia, sedangkan aktualnya hanya ada 27,000 kupon beredar saat itu. Dari sinilah skema Ponzi terungkap.
Apa Inti dari Skema Ponzi ?
Inti dari skema ini adalah dana yang didapatkan dari “investor” baru akan dipakai untuk membayar keuntungan / return dari “investor” lama.
Skema Ponzi akan tetap terus berjalan selama ada “investor” baru bergabung terus. Ketika sudah tidak ada “investor” baru atau ada “investor” lama yang ingin menarik dananya, maka skema ini akan hancur.
Ciri-Ciri Skema Ponzi
Agar bisa membedakan antara investasi yang sehat dan tidak, berikut disajikan ciri-ciri skema ponzi.
-
Keuntungan Besar dalam Waktu Singkat
Setiap investasi memang menjanjikan keuntungan. Namun, keuntungan besar dari investasi hanya bisa diperoleh dalam waktu lama. Jika ada investasi yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat, tinggalkan saja.
-
Produk Tidak Jelas
Dalam investasi, Anda berinvestasi pada produk yang dijual oleh suatu perusahaan. Produk tersebut harus jelas dan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Perusahaan juga akan menjelaskan secara jelas produk apa yang mereka jual.
Ciri-ciri suatu investasi disebut bodong adalah jika perusahaan atau perwakilannya tidak menjelaskan produk yang mereka jual dan malah fokus dengan iming-iming keuntungan besar.
Karena keuntungan yang diberikan kepada anggota atau “investor” itu berasal dari pembayaran “investor” lain / baru, biasanya tidak ada pendapatan dari bisnis ini yang berasal dari penjualan barang.
-
Produk Investasi Biasanya Milik Asing
Tidak semua investasi luar negeri menggunakan skema ponzi. Namun, jika perusahaan tersebut tidak terkenal dan mengaku berbasis di luar negeri, Anda patut curiga. Alasan tersebut bisa jadi digunakan agar Anda tidak bisa memeriksa status hukumnya.
-
Perlu terus menarik anggota / “Investor” baru
Skema ponzi biasanya memberi insentif atau reward jika anggota lama bisa merekrut banyak anggota baru. Ini merupakan hal paling krusial untuk skema ponzi berjalan karena memang dana baru masuk berasal dari anggota baru dan bukan dari barang yang dijual.
-
Adanya tekanan untuk segera investasi / FOMO
Penipuan dengan skema Ponzi tidak dirancang untuk bertahan lama, karena itu akan selalu ada tekanan untuk anggota baru agar cepat membayar / berinvestasi dan juga cepat mencari anggota baru.
-
Tidak Diakui OJK ataupun Regulator Lainnya
Setiap negara memiliki badan yang mengawasi investasi. Di Indonesia, badan itu disebut OJK. Setiap perusahaan investasi harus mendaftarkan diri ke OJK. Jika perusahaan investasi tidak diakui OJK dan izin usahanya tidak jelas, sudah pasti investasi yang ditawarkan adalah bodong.
Cara Menghindari Investasi Bodong
Agar terhindar dari skema ponzi dalam berinvestasi, Anda perlu melakukan hal-hal berikut
-
Mewaspadai Keuntungan Tidak Wajar
Normalnya, investasi reksadana memberikan keuntungan sekitar 9–11% dan 19–21% keuntungan per tahun untuk investasi saham di perusahaan. Sementara investasi bodong biasanya memberikan iming-iming pengembalian 40–50% / tahun atau 5%/ bulan.
Baca juga: 4 Cara Memilih Investasi Online yang Aman dan Terpercaya
-
Memastikan Kejelasan Struktur Organisasi
Sebuah perusahaan wajib memiliki struktur organisasi yang jelas, mulai dari jabatan tertinggi sampai terendah. Investasi bodong biasanya tidak memiliki struktur organisasi yang jelas karena dibentuk asal-asalan.
-
Memeriksa Alamat Usaha dan Kepengurusan
Perusahaan investasi yang bonafit biasanya sudah berjalan cukup lama dan memiliki pendanaan yang mumpuni. Oleh karenanya, mereka mampu menyewa kantor dengan alamat jelas. Sebaliknya, perusahaan investasi bodong tidak memiliki semua itu dan biasanya akan gulung tikar tidak lama setelah berhasil mengeruk uang.
-
Memastikan Status Hukumnya
Dalam dunia investasi, setiap negara memiliki badan hukum yang menjamin keamanan investasi. Hal ini untuk memberikan perlindungan hukum pada investor jika terjadi masalah pada investasi. Sebelum melakukan investasi, pastikan perusahaan tersebut telah memiliki izin usaha dari OJK, jika bergerak di bidang jasa keuangan, Kemendag (bidang perdagangan), atau BPKM (MLM).
-
Mengecek Kegiatan Usahanya
Investasi yang mempraktikkan skema ponzi biasanya tidak memiliki kegiatan usaha karena hanya fokus mengumpulkan uang dari investor. Oleh karenanya, Anda perlu meminta bukti-bukti adanya kegiatan operasional yang dijalankan. Setelah mendapatkan bukti, pahami usaha mereka apakah benar-benar menjanjikan atau tidak.
-
Apakah Perekrutan Berdampak pada Investasi?
Biasanya, nyawa dari investasi bodong adalah uang investor. Oleh karenanya, investor biasanya diminta untuk mencari investor baru. Semakin banyak investor baru yang diperoleh, nilai pengembalian besar. Sebaliknya, jika perekrutan investor baru tidak dilakukan, pengembalian kecil atau bahkan macet.
Investasi yang sebenarnya tidak akan meminta Anda untuk mencari investor baru. Tugas Anda hanyalah menanamkan modal dan mengawasi kegiatan investasi secara berkala.
Skema ponzi masih marak dipraktikkan di masyarakat. Namun, ciri-cirinya bisa dikenali dan ada berbagai cara yang bisa dilakukan agar terhindar dari penipuan tersebut.
Investasi adalah salah satu cara menjamin hari tua Anda. Jangan sampai penipuan membuat Anda lupa dengan hari tua. Mari lakukan investasi sehat mulai sekarang!
Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!
Bagi kamu yang ingin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Sebagai platform pengembangan dana yang optimal dengan bunga rata-rata 10.5% – 12% per tahun kamu dapat memulainya hanya dengan Rp100 ribu saja.
Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk syarat dan ketentuan dapat menghubungi (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].