Rahasia Sukses Akseleran Tekan NPL di Bawah 0,3%

1
1473
Rimba Laut - SVP Corporate Communication Akseleran menunjukkan aplikasi Akseleran saat konferensi pers di Tangerang (22/11)

JAKARTA – PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) berhasil menekan rasio kredit macet (non performing loan/NPL) di bawah 0,3% dari total penyaluran pinjaman usaha secara keseluruhan per September 2020. Pencapaian ini menjadikan Akseleran sebagai salah satu marketplace lending platform (P2P Lending) dengan tingkat NPL terendah di Indonesia.

Ganda Rusli, Chief Risk Officer Akseleran, mengatakan bahwa posisi TKB90 per September tahun ini berada di angka 97,5% atau mengalami perbaikan dari sebelum mewabahnya pandemi Covid-19 di negeri ini yang pada bulan Februari berada di angka 96,3%. Hal positif lainnya, kata Ganda, Akseleran juga mencatat TKB Total yang secara konsisten terus membaik dimana dari yang tadinya tercatat 0,7% dari total penyaluran pinjaman usaha secara keseluruhan per 31 Desember 2019 maka per September 2020 turun menjadi di bawah 0,3%.

NPL Akseleran salah satu yang terendah di P2P Lending Indonesia

“Sejumlah langkah kami lakukan untuk memitigasi risiko kredit macet, yang pertama dengan melakukan pengetatan dalam penilaian kredit terhadap calon borrower termasuk melakukan penilaian menyeluruh tentang dampak Covid-19 pada bisnis mereka. Kedua melakukan pemantauan portofolio yang berkelanjutan dan ketiga melalui penerapan asuransi kredit yang berkelanjutan,” ujar Ganda di Jakarta kepada Trensasia, Senin (12/10).

Menurutnya, khusus selama pandemi Covid-19, pihaknya terus terus meningkatkan credit underwritting standard dimana Akseleran lebih memilih untuk membiayai invoice financing dibandingkan receivable financing. Meskipun, kata Ganda, bukan berarti receivable financing tidak bisa.

“Kami terus menerus belajar dari pengalaman sebelumnya untuk selalu konsisten meningkatkan kualitas kredit di Akseleran. Harapannya, dengan meningkatkan fokus penyaluran pinjaman usaha menjadi invoice financing maka risiko kredit yang ada menjadi lebih kecil sehingga terlihat outstanding dan penyaluran invoice financing di Akseleran lebih besar daripada PO financing yang artinya mitigasi risiko yang baru tersebut sudah terimplementasi dengan baik,” jelas Ganda.

Cara Terbaik Lender Memitigasi Risiko NPL

Untuk memitigasi risiko NPL dari peminjam (borrower) oleh para pemberi dana pinjaman (lender) di Akseleran, Ganda mengatakan, penting sekali bagi setiap lender melakukan diversifikasi pinjaman. Namun, katanya, bukan berarti menjamin pengembalian dana lender 100% karena risiko kredit akan selalu ada dalam bisnis P2P Lending tetapi dengan melakukan diversifikasi tersebut maka dana lender kembali lagi bisa.

“Seperti misalnya saat ini angka TKB90 Akseleran secara keseluruhan yaitu 97,5%. Artinya hanya 2,5% yang berpotensi macet atau jika pemberian pinjaman sebesar 1 juta rupiah maka potensi pinjaman tersebut macet adalah sebesar 25 ribu rupiah dibandingkan potensi pendapatan dari pinjaman itu yang lebih besar di sekitar 15%-21% yaitu 150 ribu rupiah sampai 210 ribu rupiah,” ungkapnya.

Cara lainnya, Ganda menyampaikan, dengan memilih pemberian dana pinjaman kepada campaign yang memiliki proteksi asuransi kredit sehingga ada kepastian pengembalian pokok pinjaman hingga sebesar 85%. “Saat ini kami memiliki 150 ribu lebih pemberi pinjaman retail atau perorangan yang tersebar dari Aceh sampai Papua dan juga ada lebih dari 10 lender institusi dengan total nilai pendanaan secara keseluruhan sudah menembus 1,5 triliun rupiah lebih per September 2020,” tambahnya.

Baca Juga:

Memasuki 3 Tahun Akseleran Berhasil Tumbuh 42% di Q3 2020

P2P Lending Akseleran Turut Membawa Transkon Jaya IPO

1 COMMENT

Comments are closed.