6 Menu Khas Imlek Yang Membawa Keberuntungan

0
294
6 Menu Khas Imlek Yang Membawa Keberuntungan

Tahun Baru Imlek adalah perayaan yang sangat ditunggu khususnya oleh masyarakat Tionghoa. Pasalnya, pada perayaan ini orang-orang akan berkumpul dengan keluarga untuk saling memberikan ucapan selamat dan doa-doa untuk membuka tahun baru yang membawa berkah dan kemakmuran. Perayaan Imlek tentu tidak lepas dari menu-menu khas yang dihidangkan pada momen ini. Ada beberapa makanan yang dipercaya dapat memberikan keberuntungan pada orang yang memakannya. Apa saja makanan tersebut?

1. Kue Keranjang

Kue keranjang atau Nian Gao adalah salah satu makanan terkenal yang biasa dibuat hanya pada saat menjelang Imlek. Bentuk bulat dari kue keranjang melambangkan harapan keluarga yang selalu bersatu dan juga rukun. Ada juga yang menyusun kue ini secara bertingkat dari ukuran paling besar hingga yang terkecil paling atas untuk melambangkan rejeki dan kemakmuran yang meningkat.

2. Telur yang Direbus dengan Teh

Teh telur adalah telur yang direbus dengan bumbu kecap asin, rempah-rempah, dan juga daun teh. Saat setengah matang, cangkang telur diretakkan sehingga bumbu-bumbu menyerap pada telur. Kehadiran kuliner khas Imlek ini melambangkan kesuburan.

3. Ikan Bandeng

Salah satu makanan yang wajib ada pada saat perayaan Imlek di Indonesia adalah ikan bandeng. Ikan bandeng disajikan secara utuh karena diyakini bisa memberi rezeki dan keberuntungan terus menerus dan juga merupakan simbol tolak bala. Dalam Bahasa Mandarin, kata ikan memiliki bunyi yang sama dengan rezeki. Oleh karena itu mengonsumsi ikan bandeng pada Tahun Baru Imlek dipercaya dapat mendatangkan rezeki berlimpah.

4. Mie Panjang Umur (Siu Mie)

Makanan wajib lainnya dalam perayaan Tahun Baru Imlek adalah mie goreng atau dikenal juga dengan siu mie. Salah satu alasan dinamakan mie panjang adalah bentuknya yang dibuat sepanjang mungkin dan tidak boleh putus atau dipotong ketika memakannya. Bagi warga Tionghoa, siu mie ini juga memiliki arti dan makna khusus, yaitu sebagai simbol dari umur panjang, kebahagiaan, juga rezeki yang berlimpah.

5. Sup Delapan Bentuk

Eight treasure soup atau yang lebih dikenal dengan sup delapan bentuk merupakan salah satu makanan khas Imlek yang wajib disajikan. Nama sup ini diambil dari delapan bahan dasar yang digunakan, yaitu terpang, jamur tungku, ikan, udang, perut ikan, kerang kering, abalone, jamur hitam, kacang ginko, dan biji lotus. Delapan unsur utama dalam satu mangkuk sup ini melambangkan keberuntungan. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa dengan memakan sup ini dapat menjadi simbol kemakmuran dan harapan agar bisnis berkembang pesat di tahun yang baru.

6. Ayam atau Bebek Panggang

Makanan khas Imlek selanjutnya adalah ayam yang disajikan secara utuh sebagai simbol dari keluarga yang utuh dan bahagia. Tidak cuma ayam, terkadang kuliner khas Imlek satu ini juga diganti atau dilengkapi dengan kehadiran bebek. Ayam atau bebek yang diolah dengan cara dipanggang ini harus disajikan secara utuh tanpa dipotong-potong. Bagi warga Tionghoa, menyajikan dan mengkonsumsi ayam atau bebek panggang secara utuh memiliki makna sebagai harapan agar keluarga tetap bersama, tetap utuh dan bahagia serta merupakan simbol yang memiliki arti kesetiaan dan ketaatan.

Ayo dukung pertumbuhan ekonomi dengan memberikan pendanaan UMKM secara aman di Akseleran! Daftar sekarang dan dapatkan imbal hasil hingga 10,5% per tahun di Akseleran.

Akseleran memberikan saldo awal senilai Rp100 ribu untuk pendaftar baru dengan menggunakan kode CORCOMMBLOG. Melakukan pendanaan di P2P Lending Akseleran juga sangat aman karena lebih dari 98% nilai portofolio pinjamannya memiliki agunan. Sehingga dapat menekan tingkat risiko yang ada. Akseleran juga sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor surat KEP-122/D.05/2019 sehingga proses transaksi yang kamu lakukan jadi lebih aman dan terjamin.

Untuk kamu yang tertarik mengenai pendanaan atau pinjaman langsung bisa juga menghubungi (021) 5091-6006 atau via email [email protected]

Penulis: Ayu Diah Callista | Editor: Rimba Laut