Mengatur Keuangan di Tengah Pandemi COVID-19

0
4856

Merebaknya wabah Pandemi COVID-19 pada penghujung 2019 hingga saat ini telah membuat resah masyarakat di dunia tak terkecuali di Indonesia, baik dari kalangan pengusaha, pekerja hingga ibu rumah tangga. Dengan kondisi seperti sekarang ini, masyarakat semakin terhimpit sehingga diimbau untuk lebih bijak dalam mengatur keuangan di tengah ketidakstabilan perekonomian dalam negeri.

Pertanyaan besar muncul. Apa yang seharusnya dilakukan?

Mario A. Lasut selaku Chief Marketing Officer Finansialku akan berbagi tips mengelola keuangan di tengah Pandemi COVID-19 yang dipandu oleh Rimba Laut selaku Senior Vice President Corporate Communication Akseleran.

Berikut kutipan hasil wawancara Rimba Laut:

1. Apa yang harus diprioritaskan dalam mengelola pengeluaran-pengeluaran yang ada?
Pandemi COVID-19 ini sebenarnya sulit ditebak karena tidak ada yang bisa memprediksi, bahkan dari semua kalangan bisa saja terkena virus COVID-19. Selain itu, tidak bisa dipungkiri di antara kita juga ada yang mengalami pengurangan penghasilan dan beberapa perusahaan melakukan Putus Hubungan Kerja (PHK). Maka untuk mengelola pengeluaran usahakan membuat anggaran atas keuangan pribadi, karena paling penting adalah harus membuat anggaran. Misalnya sebelum pandemi, biaya-biaya untuk nongkrong-nongkrong atau traveling, nonton dan beli buku atau biaya transportasi ke tempat kerja/klien, anggaran-anggaran tersebut secara otomatis akan berubah dengan skema Work From Home (WFH). Maka biaya-biaya yang tidak keluar tersebut bisa dialihkan ke hal yang lain. Misalkan kita perlu masker atau Alat Pelindung Diri (APD), vitamin atau obat-obat lainnya, sehingga biaya-biaya sebelum pandemi bisa dialihkan saat pandemi seperti sekarang ini. Di sisi lain, World Health Organization (WHO) pun belum mengetahui kapan pandemi ini akan berakhir.

Lalu, berusaha sehemat mungkin karena pengeluaran pos-pos lain akan muncul seperti listrik, internet, lalu untuk makan kita bisa siasati dengan memasak sendiri karena lebih hemat.

2. Untuk pekerja yang masih menerima gaji bulanan dan bahkan masih menerima Tunjangan Hari Raya (THR) agar tidak memiliki beban baru, apa yang harus dilakukan?
Pertama lakukan realokasi budget, kedua beberapa pengeluaran yang tidak ditoleransi adalah pajak meski Pajak Penghasilan (PPH) pribadi sudah diberi fasilitas.

Nah,untuk teman-teman karyawan yang memiliki kartu kredit saat pandemi ini sebaiknya untuk segera dilunasi jangan bayar minimum, karena jika bayar minimum sisanya akan outstanding sehingga berbunga dan ini patut diperhitungkan. Karena perlu diingat, bahwa behaviour credit card sebenarnya adalah untuk menjadi credit cash agar tidak terkena bunga.

Kedua, biaya-biaya lain seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR), cicilan kendaraan dan sejenisnya agar segera tetap dibayarkan, jika masih terima Tunjangan Hari Raya (THR), THR tersebut bisa dimasukkan dalam dana darurat. Karena dana darurat untuk single minimal 6x dari total pengeluaran bulanan, jika sudah menikah 9x dari total pengeluaran bulanan lalu jika sudah memiliki anak 12x dari total pengeluaran bulanan. Sisanya bisa dijadikan pendapatan tambahan dengan melakukan pendanaan ke financial technology (fintech) Peer to Peer (P2P) Lending, salah satunya Akseleran.

3. Bagi masyarakat yang menerima bantuan sosial (bansos) baik dalam bentuk sembako maupun uang tunai, apa yang harus didahulukan dalam pemenuhan kebutuhannya?
Untuk masyarakat yang menerima bantuan pra kerja dan mendapatkan uang tunai seharusnya digunakan untuk pemenuhan hidup sehari-hari, jangan menambah kebutuhan hidup tidak penting. Kita harus fokus untuk kebutuhan primer tetapi karena pandemi, internet jadi kebutuhan primer. Lalu untuk masyarakat yang suka ngopi agar dikurangi untuk menambah ke pos-pos yang menjadi kebutuhan primer. Sehingga kebutuhan 3 bulan, 6 bulan bahkan 9 bulan ke depan bisa tetap terpenuhi.

Saksikan Tayangan Kata Akseleran Episode:
Sejauh Mana Virus Corona Menginfeksi Perekonomian Indonesia?
CARI CUAN DARI BLOG

4. Bagaimana tipsnya agar keuangan kita tetap sehat dan terkendali di saat Pandemi dan Ramadan?
Caranya adalah dengan melakukan penambahan penghasilan, jika yang mendapat fasilitas pra kerja bisa manfaatkan fasilitas tersebut atau bisa belajar gratis dari media online seperti Youtube. Misalkan ingin belajar masak, kita bisa nonton cara masak jika enak maka bisa jual, itu salah satu konsep menambah penghasilan. Contoh sederhana belajar membuat kopi dalgona, berhasil dan enak? Kita bisa jualan kopi dalgona.

Berbicara bulan Ramadan, mau pandemi atau tidak sebenarnya biaya rumah tangga meningkat karena orang rumah kumpul semua. Tak heran biaya makan meningkat, seperti kebiasaan menu makan buka puasa dan sahur akan berubah, seperti ingin konsumsi yang manis dan semacamnya. Di sini sebenarnya harus tetap bijak mengelola kebutuhan rumah tangga.

5. Bagaimana kiatnya dari pendapatan yang ada namun tetap ingin mendapatkan pendapatan tambahan dengan melakukan pendanaan seperti di platform P2P Lending?
Jika biaya sudah dipetakan dan anggaran dicocokan dengan penghasilan, di situ nantinya kita akan mendapatkan nilai sisa, nilai sisa tersebut bisa dialokasikan baik ke logam mulia, pasar uang, deposito, tetapi jika ingin mendapat cuan dari rumah bisa melakukan pendanaan di P2P Lending apalagi bisa mulai pendanaan dari Rp100 ribu. Karena jika melakukan pendanaan bisa mendapatkan penghasilan tambahan, di sisi lain dengan melakukan pendanaan di P2P Lending seperti Akseleran kita bisa membantu Usaha Kecil Menengah (UKM), jadi selain tambah cuan ini juga bisa membantu UKM yang butuh dana. Sehingga ini bisa membangun perekonomian dalam negeri.

Sob, untuk tayangan selengkapnya Kata Akseleran episode ke-14 dengan judul “Mengatur Keuangan di Tengah Pandemi COVID-19” bisa saksikan di YouTube Channel Akseleran berikut ini:

Sob, jangan lupa subscribed, like dan share ya! Lalu agar terus dapat informasi terkini dari Akseleran, nyalakan/klik tombol lonceng pada channel Youtube Akseleran.

Daftar sekarang dan dapatkan bunga hingga 21% per tahun di Akseleran

Akseleran memberikan saldo awal senilai Rp100 ribu untuk pendaftar baru dengan menggunakan kode CORCOMMBLOG. Melakukan pendanaan di Akseleran juga sangat aman karena lebih dari 98% nilai portofolio pinjamannya memiliki agunan. Sehingga dapat menekan tingkat risiko yang ada. Akseleran juga sudah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor surat KEP-122/D.05/2019 sehingga proses transaksi yang kamu lakukan jadi lebih aman dan terjamin.

Daftar Akseleran dengan unduh aplikasi Akseleran di Google Play atau Apple App Store

Untuk kamu yang tertarik mengenai pendanaan atau pinjaman langsung bisa juga menghubungi (021) 5091-6006 atau bisa via email [email protected]