Dalam kondisi ideal, seorang investor perlu melakukan pengambilan keputusan secara rasional. Mereka memanfaatkan berbagai informasi relevan yang dimiliki sebagai landasan dalam proses penentuan keputusan investasi. Hanya saja, praktik di lapangan tidak berlangsung seperti itu. Ada berbagai faktor yang menimbulkan investor mengambil keputusan secara bias. Gambler’s fallacy adalah salah satu di antaranya.
Gambler’s fallacy adalah bias yang kerap terjadi di kalangan para investor saham. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan kalau faktor bias yang satu ini juga menimpa investor lain. Investor yang mengambil keputusan berdasarkan gambler’s fallacy tidak serta merta menimbulkan kerugian. Hanya saja, pola pengambilan keputusan seperti ini berpotensi menimbulkan kerugian yang relatif jauh lebih besar.
Apa Itu Gambler’s Fallacy?
Kamu mungkin kurang begitu familier dengan istilah gambler’s fallacy dalam dunia investasi. Gambler’s fallacy adalah kecenderungan seorang investor yang percaya kalau kejadian positif di masa lalu terulang kembali di masa depan. Di sisi lain, kedua kejadian itu tidak mempunyai keterkaitan sama sekali. Padahal, terdapat kemungkinan muncul hasil yang berkebalikan dengan kondisi yang diharapkan.
Faktanya, kejadian yang terjadi di masa lalu tidak mempunyai kaitan apapun dengan apa yang muncul di masa depan. Contoh gambler’s fallacy bisa kamu pahami dengan lebih jelas saat melempar dadu. Dalam situasi tersebut, peluang dadu memunculkan angka enam kembar dalam setiap lemparan adalah 1/36. Namun, pola pikir seperti itu tidak akan muncul di pikiran orang yang memiliki kecenderungan gambler’s fallacy.
Orang dengan gambler’s fallacy berpikir kalau kemunculan angka 6 kembar secara berturut-turut lebih rendah dibandingkan 1/36. Padahal, fakta di lapangan tidak berlangsung seperti itu. Peluang munculnya angka 6 kembar dalam lemparan berikutnya tetap di angka 1/36. Tidak ada perubahan nilai peluang munculnya angka tertentu dalam setiap pelemparan dadu.
Gambler’s Fallacy dalam Investasi
Dalam praktik investasi, gambler’s fallacy menimbulkan cara berpikir seorang investor yang tidak rasional. Mereka berpikir bahwa saham yang tengah dalam tren harga menurun mempunyai kecenderungan berbalik arah atau mengalami peningkatan harga dalam momen tertentu. Pola pikir tersebut kemudian mendorong pilihan investor untuk menahan saham sampai harganya meningkat.
Dalam kondisi mempunyai pola pikir gambler’s fallacy, investor tidak mempunyai pertimbangan terhadap faktor yang memicu penurunan harga saham. Padahal, ada banyak faktor yang berpengaruh pada nilai saham perusahaan.
Beberapa aspek yang memiliki pengaruh pada fluktuasi harga saham di antaranya adalah situasi ekonomi makro, kinerja keuangan perusahaan, pertumbuhan sektoral, dan lain sebagainya.
Baca juga: Apa Itu Diversifikasi Investasi? Penting Untuk Diketahui!
Menghindari Gambler’s Fallacy dalam Berinvestasi dengan Teknik Debiasing
Setelah memahami pengertian apa itu gambler’s fallacy, kamu jadi tahu kenapa perlu menghindari pola pikir ini, kan? Cara yang bisa kamu lakukan untuk menyelesaikan problem ini adalah dengan memanfaatkan teknik debiasing. Beberapa teknik debiasing yang dapat kamu coba untuk menghindari gambler’s fallacy adalah sebagai berikut:
-
Meningkatkan awareness terhadap bias dalam investasi
Cara pertama, kamu perlu membangun awareness bahwa ada bias dalam proses pengambilan keputusan berinvestasi. Savitsky dan Gilovich mendemonstrasikan kalau adanya awareness terhadap bias kognitif dapat membantu mengurangi bias dalam proses pengambilan keputusan.
-
Memperbaiki cara penyampaian informasi
Penyampaian data statistik memiliki pengaruh besar dalam proses pengurangan bias gambler’s fallacy. Alih-alih menyampaikannya secara mentah, kamu bisa mengolah data tersebut sehingga bisa lebih mudah dipahami. Cara ini dapat membantu seseorang dalam menerima informasi secara lebih akurat dan melakukan pengambilan keputusan yang rasional.
-
Meningkatkan akuntabilitas
Akuntabilitas menjadi aspek penting yang perlu kamu perhatikan dalam upaya menghindari bias gambler’s fallacy. Akuntabilitas mendorong seseorang untuk menaruh perhatian lebih dalam proses pengambilan keputusan.
-
Susun standar proses pemikiran
Kamu dapat pula menyusun standar proses pemikiran atau reasoning yang jelas sebagai upaya meminimalkan bias gambler’s fallacy. Contoh paling sederhana, kamu dapat menyusun check list dalam setiap pengambilan keputusan. Di waktu bersamaan, kamu juga perlu memastikan bahwa proses reasoning tidak dilakukan secara terburu-buru.
-
Pertimbangkan alternatif
Terakhir, kamu dapat memperhatikan penjelasan terkait alternatif keputusan yang bisa diambil. Dengan adanya opsi lain, kamu dapat melakukan pertimbangan berkaitan dengan plus minus dari masing-masing keputusan. Alhasil, kamu bisa mengambil keputusan secara rasional.
Nah, itulah pengertian tentang apa itu gambler’s fallacy yang perlu kamu cermati dalam proses berinvestasi. Selanjutnya, kamu pun bisa melakukan pertimbangan berinvestasi secara lebih sehat dan rasional. Semoga bermanfaat, ya.
Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!
Bagi kamu yang ingin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Sebagai platform pengembangan dana yang optimal dengan bunga hingga 16% per tahun kamu dapat memulainya hanya dengan Rp100 ribu saja.
Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk syarat dan ketentuan dapat menghubungi (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].