Bollinger Bands: Pengertian dan Fungsinya

0
6391
Bollinger Bands

Kalau kamu pernah mencoba trading saham atau forex (valuta asing), ada banyak sekali indikator yang bisa kamu manfaatkan untuk memaksimalkan profit. Salah satu alat yang cukup populer di kalangan trader adalah Bollinger Bands atau pita Bollinger. Apa sebenarnya pita Bollinger itu dan bagaimana cara kerjanya?

Pita Bollinger ditemukan pertama kali oleh John Bollinger pada tahun 1980-an. Indikator ini dibuat untuk membantu memperkirakan kisaran pergerakan harga. Para trader memanfaatkan indikator ini untuk mengambil keputusan kapan harus buy dan kapan harus sell. Untuk lebih memahaminya, simak ulasan berikut ini!

Pengertian Bollinger Bands

Sebagai salah satu indikator teknikal untuk trading, pita Bollinger dipakai untuk mengukur volatilitas sebuah aset serta memperkirakan ke mana tren harga akan bergerak. Selain menggunakan arah tren, pita Bollinger dipakai juga untuk menentukan fase overbought atau jenuh beli dan oversold atau jenuh jual. Kita bisa mengenalinya ketika pasar sedang ranging (sideways), harga akan bergerak di antara dua pita (bands).

Pita Bollinger memiliki SMA (Simple Moving Average) yang terdiri dari dua pita yang masing-masing berada pada garis bawah dan garis atas SMA. Pita yang berada di atas disebut dengan Upper Bollinger Band sementara pita yang posisinya di bawah dikenal dengan sebutan Lower Bollinger Bands.

Nilai pita atas dengan pita bawah ini diukur dengan melakukan pengurangan dan penambahan nilai SMA dengan standar deviasi. Standar deviasi sendiri mengukur volatilitas dan perkiraan sejauh apa pergerakan harganya dari true value (nilai sebenarnya).

Bagaimana Cara Kerja Trading dengan Menggunakan Bollinger Bands?

Langkah pertama dalam menghitung pita Bollinger adalah dengan menghitung rata-rata pergerakan sederhana dari aset atau sekuritas yang diperdagangkan. Umumnya yang dipakai adalah SMA 20 hari. Dengan menggunakan rata-rata pergerakan harga selama 20 hari akan didapatkan harga penutupan untuk 20 hari pertama yang akan digunakan sebagai titik data pertama.

Titik data berikutnya diambil dengan menurunkan harga paling awal, menambahkan harga pada hari ke-21 kemudian mengambil nilai rata-ratanya. Begitu seterusnya. Selanjutnya akan diperoleh standar deviasi dari harga aset tersebut. Standar deviasi merupakan pengukuran matematis varian rata-rata dan fitur yang menonjol dalam statistik, akuntansi ekonomi, dan keuangan.

Bagaimana Contoh Penggunaan Bollinger Bands dalam Trading?

Cara yang paling sering digunakan oleh para trader dengan pita Bollinger adalah membuka posisi buy ketika harga melampaui pita bawah dan mengambil posisi sell ketika harga melewati pita atau bands atas. Sayangnya langkah ini tidak akan selalu berhasil.

Ada saat di mana trader membuka posisi sell atau buy saat harga melampaui pita atas dan pita bawah tapi harga tidak rebound (kembali ke atas atau terkoreksi) seperti yang diperkirakan. Ketika harga turun atau naik terus, trader malah akan mengalami kerugian.

Baca juga: Ingin Mulai Trading Saham? Berikut Cara dan Tipsnya

Salah satu langkah trading menggunakan Bollinger Bands yang bisa kamu gunakan adalah ketika pasar sedang sideways. Ketika harga sudah melampaui garis SMA-20 (dengan level band terdekat sebagai target), maka kamu bisa entry (open position). Dengan ketentuan:

  • Jika harga sudah melampaui level SMA-20 dengan pergerakan naik, maka kamu entry ketika candle tertutup melebihi SMA-20. Kalau harga sudah sampai ke Upper Band, kamu bisa close position (exit)
  • Kalau yang terjadi sebaliknya yakni harga melampaui SMA-20 namun dengan pergerakan yang menurun, lakukan entry ketika candle tertutup di bawah SMA-20. Saat harga mencapai Lower Band, jadikan itu sebagai target exit atau close position.

Lalu, bagaimana caranya menggunakan Bollinger Bands di tengah pasar trending? Meski biasa dipakai saat sideways, sebenarnya pita Bollinger juga bisa dipakai ketika pasar sedang trending. Bagaimana caranya?

  • Saat harga sudah melampaui Upper Band dan harga ditutup di luar pita, maka kondisi uptrend akan terjadi
  • Kalau harga melampaui Lower Band dan penutupan harga juga di luar pita, maka kondisi yang terjadi adalah downtrend.

Penggunaan Bollinger Bands hanyalah salah satu dari sekian banyak indikator dalam trading. Pastikan kamu memahami dengan baik semua risiko termasuk ketika indikator tidak mendatangkan keuntungan seperti yang kamu harapkan.

Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!

Bagi kamu yang ingin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Sebagai platform pengembangan dana yang optimal dengan bunga hingga 16% per tahun kamu dapat memulainya hanya dengan Rp100 ribu saja.

BLOG100

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk syarat dan ketentuan dapat menghubungi (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].