Akseleran Selalu Memberikan Peace of Mind Kepada Seluruh Penggunanya

1
521
Christopher Joutua Gultom, Direktur Utama Akseleran

“Saat ini Akseleran telah menyalurkan pembiayaan modal usaha kepada sekitar 5.000 UKM dan  didukung oleh lebih dari 200 ribu pemberi dana pinjaman perorangan (retail lender) yang tersebar merata dari Aceh hingga Papua dan belasan institutional lender yang berasal dari perbankan termasuk Bank-Bank Buku 4.”

JAKARTA – Menjamurnya perusahaan penyelenggara fintech peer-to-peer (“P2P Lending”) di Indonesia tidak menyurutkan sedikitpun semangat PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (“Akseleran”) untuk terus memberikan kualitas layanan terbaik demi memberikan kenyamanan bertransaksi kepada seluruh penggunanya baik ke para pemberi dana pinjaman (lender) maupun ke para peminjam (borrower) yang merupakan pelaku usaha kecil menengah (UKM). Memasuki tahun ke-6 beroperasional sebagai perusahaan P2P Lending, Akseleran sudah berhasil menyalurkan total pinjaman usaha secara kumulatif sebesar Rp7,6 triliun lebih hingga akhir April 2023 dengan TKB90 yang masih sangat baik, yakni 99,50 persen atau jauh lebih baik dibandingkan rata-rata industri yang berada di angka 97 persen.

Berdasarkan data terakhir Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 9 Maret 2023, sudah ada sebanyak 102 perusahaan fintech P2P Lending yang sudah berizin dan diawasi oleh OJK, termasuk Akseleran. Pertama kali beroperasional sebagai platform P2P Lending pada Oktober 2017, Akseleran telah berizin dan diawasi oleh OJK sebagai Penyelenggara Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.10/2022 dan didirikan oleh empat orang expert di bidang keuangan, legal, dan teknologi. 

Selain Christopher Joutua Gultom yang menjabat sebagai Direktur Utama Akseleran, ketiga pendiri lainnya, antara lain Ivan Nikolas Tambunan selaku Group CEO, Mikhail Ramses Asitua Tambunan yang menduduki posisi Chief Financial Officer (CFO) dan Rassel Pratomo sebagai Chief Technology Officer (CTO). Sebelum mendirikan Akseleran, Christopher yang merupakan alumni Universitas Gadjah Mada, bekerja sebagai konsultan keuangan pada sebuah perusahaan penasihat keuangan PT AJCapital Advisory.

Christopher mengatakan, semangat mendirikan Akseleran adalah keinginan untuk menyediakan akses pembiayaan yang lebih fleksibel bagi para UKM dan memberikan alternatif investasi seluas-luasnya kepada masyarakat. Menurut Christopher, saat ini Akseleran telah menyalurkan pembiayaan modal usaha kepada sekitar 5.000 UKM dan  didukung oleh lebih dari 200 ribu pemberi dana pinjaman perorangan (retail lender) yang tersebar merata dari Aceh hingga Papua dan belasan institutional lender yang berasal dari perbankan termasuk Bank-Bank Buku 4.

“Industri P2P Lending tumbuh sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini menunjukkan industri P2P Lending masih menarik untuk terus dikembangkan karena masih adanya funding gap sebesar Rp2 ribu triliun per tahun sedangkan saat ini secara umum di industri fintech baru mampu memenuhi kebutuhan pembiayaan sekitar Rp 250 triliun per tahun atau sekitar 10 persen hingga 15 persen sehingga ruang tumbuhnya masih cukup besar namun tentunya tetap dengan aturan-aturan yang selalu harus diikuti seperti mitigasi risikonya harus jelas dan itulah yang terus dilakukan oleh Akseleran karena kita juga belajar dengan adanya P2P Lending yang berguguran akibat masalah kredit macet,” ujar Christopher, Jumat (05/05/2023).

Tetap Kokoh dan Tumbuh di Tengah Pandemi Covid-19

Menurut Christopher, berkat mitigasi risiko kredit macet yang ketat, Akseleran berhasil tetap berdiri kokoh dan terus tumbuh meski di tengah ganasnya pandemi Covid-19. Christo mengungkapkan, saat 2020, penyaluran pinjaman usaha Akseleran berhasil menembus sebesar Rp1 triliun atau tumbuh hingga 30 persen dibandingkan tahun 2019. 

Pertumbuhan pun terus berlanjut, di tahun 2021 ketika pemulihan ekonomi terjadi, Akseleran berhasil menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp1,8 triliun atau tumbuh lebih dari 90 persen dari realisasi penyaluran di tahun 2020. Dan di akhir Desember 2022, lagi-lagi Akseleran berhasil menyalurkan total pinjaman usaha sekitar Rp3 triliun atau tumbuh hingga 62 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Christopher menjelaskan, Akseleran menerapkan sejumlah layer untuk memitigasi risiko kredit macet. Pada tahap pendaftaran untuk mengajukan pinjaman, calon debitur harus mengikuti tahap pengecekan, seperti KYC, biometrik, E-KTP, dan lain-lain. Akseleran juga akan melakukan pengecekan pada laporan keuangan calon debitur untuk melihat bagaimana rasio keuangannya yang bertujuan untuk memastikan apakah debitur tersebut memiliki kemampuan untuk mengembalikan dana pinjamannya sehingga bisa dikatakan layak mendapatkan pinjaman.

“Karena Akseleran memberikan pinjaman dasarnya bukan berbasis agunan fixed asset, beda dengan Lembaga keuangan konvensional yang mungkin lebih banyak mengedepankan penggunaan agunan fixed asset. Di Akseleran, produknya soft collateral yang bentuknya bisa invoice financing, PO, SPK, persediaan barang dagang, mesin dan peralatan sehingga kita perlu memastikan bahwa sumber pembayaran pinjamannya jelas. Bahkan, rekening penerimaan pembayarannya kita joint account agar benar-benar kita make sure uangnya tidak lari ke mana-mana setelah dibayar karena produk kami 90 persen lebih invoice financing dan pre-invoice financing,” terang Christopher.

Akuisisi Perusahaan Multifinance

Pada tahun ini, Christopher menyampaikan, Akseleran sedang mengupayakan untuk mengakuisisi perusahaan multifinance yang diharapkan mampu memperluas pasar sehingga Akseleran dapat terus meningkatkan penyaluran pinjamannya sekaligus ikut membantu dalam mengurangi funding gap bagi UKM di Indonesia. Oleh karena itu, Christopher mengaku optimistis, perusahaan dapat memenuhi target penyaluran pinjaman di akhir tahun 2023 yang sebesar Rp6 triliun atau naik dua kali lipat dibandingkan realisasi di tahun sebelumnya.

“Untuk akuisisi perusahaan multifinance akan kita coba jalankan, mudah-mudahan dalam waktu enam bulan ke depan sudah bisa diimplementasikan. Fungsi adanya multifinance ini, untuk memberikan pembiayaan pada UKM dengan ukuran yang lebih besar sehingga penyaluran per penerima pinjaman bisa Rp10 miliar sampai Rp20 miliar dan pertumbuhannya jadi lebih tinggi lagi. Dimana, saat ini penyaluran per penerima pinjaman di penyelenggara peer to peer lending hanya sebesar Rp2 miliar, dengan adanya multifinance bisa menyalurkan per penerima pinjaman lebih dari Rp2 miliar artinya produk tetap sama hanya kita main di pasar yang lebih besar,” jelas Christopher.

Christopher menegaskan, Akseleran selalu berkomitmen untuk memberikan kemudahan akses pinjaman kepada para UKM untuk mendukung pertumbuhan bisnis UKM-UKM di seluruh Indonesia. Menurut Christopher, bagi UKM yang lokasi usahanya tidak berada di kota utama Indonesia, Akseleran dapat diakses langsung melalui website https://www.akseleran.co.id atau aplikasi Akseleran baik dari Play Store maupun dari App Store dan komunikasi lanjutan dapat dilakukan melalui teknologi email ataupun zoom.

“Saat ini, Akseleran sudah memiliki lima sales point yang berada di Medan, Bandung, Surabaya, Makassar, dan Balikpapan. Dari sisi waktu pencarian pertama pinjaman, Akseleran menjanjikan dalam waktu satu minggu setelah dokumen lengkap dan UKM bisa mendapatkan pencairan dana hingga 80 persen dari nilai invoice. Pencairan dana pinjaman untuk pengajuan kedua dan seterusnya hanya membutuhkan waktu satu hari kerja,” kata Christopher.

Fokus Memberikan Peace of Mind ke Pengguna

Selain memberikan kemudahan akses pinjaman kepada para UKM, Christopher juga menerangkan, fokus utama Akseleran lainnya adalah selalu berusaha memberikan peace of mind kepada setiap penggunanya. Dalam hal ini, kata Christopher, salah satu hal yang paling dikhawatirkan para pemberi dana pinjaman (lender) adalah terjadinya risiko gagal bayar atau NPL sehingga mulai 1 September 2021, Akseleran meningkatkan cakupan proteksi asuransi kredit yang semula sebesar 90 persen dari pokok pinjaman tertunggak menjadi 99 persen dari pokok pinjaman tertunggak di semua kampanye pinjaman yang ada di aplikasi Akseleran.

Mengenai bunga investasi yang ditawarkan oleh Akseleran saat ini, Christopher mengatakan, bunganya cukup kompetitif di kisaran 10 persen hingga 12 persen per tahun. Bunga ini terbilang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bunga deposito perbankan pada 2022 yang berada di kisaran empat persen, tetapi tentu dengan profil risiko yang berbeda. 

“Tidak seperti nasabah bank, jika lender ingin menginvestasikan uangnya di Akseleran, cukup membuka semacam rekening secara online dan cukup melakukan top up dana yang ingin diinvestasikan. Terkait risiko investasi, setiap instrumen investasi pasti memiliki risiko namun di Akseleran sangat minim dan terukur, hanya sekitar satu persen berkat sudah adanya proteksi asuransi kredit 99 persen,” jelas Christopher.

Untuk kinerja keuangan, Christopher mengaku optimistis, pada tahun 2023, secara tahunan Akseleran akan memiliki laporan keuangan yang positif. Ditambah lagi, kata Christopher, dengan Grup Akseleran yang berencana menambah lini bisnisnya dengan mengakuisisi perusahaan multifinance.  

“Posisi Akseleran sekarang sudah close to profitability, pada tahun 2022 Akseleran sudah beberapa bulan mengalami cashflow positif. Untuk mencapai kinerja keuangan yang sehat tersebut, Akseleran menjaga NPL yang rendah dan dengan NPL to Outstanding kita saat ini yang berada di 0,5 persen adalah salah satu yang terendah di industri sehingga cost of fund group kami juga relatif rendah dibanding kompetitor kami,” tambah Christopher.

1 COMMENT

Comments are closed.