“Keberhasilan Akseleran untuk menjaga kinerjanya terus bertumbuh karena selalu menjaga komitmennya dalam menyediakan kemudahan akses pinjaman modal usaha kepada para pelaku bisnis UKM di Indonesia yang saat ini sudah mendanai hingga sekitar 5.000-an UKM dengan produk pinjaman berbasis cashflow, seperti invoice financing dan PO financing.”
JAKARTA – Pertama kali beroperasional sebagai platform peer-to-peer (“P2P Lending”) pada Oktober 2017, PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (“Akseleran”) sudah menyalurkan total pinjaman usaha secara kumulatif sebesar sekitar Rp7,5 triliun hingga April 2023. Saat ini perusahaan berhasil menyalurkan pinjamannya hingga sebesar hampir Rp350 miliar per bulan.
Sebagai platform P2P Lending di Indonesia, Akseleran telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Penyelenggara Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 10/2022 dan didirikan oleh empat orang expert di bidang keuangan, legal, dan teknologi. Selain Ivan Nikolas Tambunan selaku Group CEO & Co-Founder, ketiga pendiri Akseleran lainnya, antara lain Christopher Gultom yang menjabat sebagai Direktur Utama, Mikhail Tambunan sebagai Direktur Keuangan, dan Rassel Pratomo yang menduduki posisi Chief Technology Officer (CTO).
Menurut Ivan, di usia Akseleran yang memasuki tahun ke-6 pada tahun ini, perusahaan terus tumbuh semakin kuat. Ivan mengatakan, keberhasilan Akseleran untuk menjaga kinerjanya terus bertumbuh karena selalu menjaga komitmennya dalam menyediakan kemudahan akses pinjaman modal usaha kepada para pelaku bisnis UKM di Indonesia yang saat ini sudah mendanai hingga sekitar 5.000-an UKM dengan produk pinjaman berbasis cashflow, seperti invoice financing dan PO financing.
“Akseleran memang fokus untuk penyaluran pinjaman modal usaha kepada sektor produktif, khususnya UKM dengan portofolionya sebesar lebih dari 97% dari total pinjaman. Saat ini, Akseleran didukung oleh lebih dari 200 ribu pemberi dana pinjaman perorangan (retail lender) yang tersebar dari Aceh hingga Papua dan belasan institutional lender yang berasal dari perbankan, termasuk Bank-Bank buku 4,” kata Ivan yang mengawali karirnya sebagai transactional banking lawyer pada kantor hukum ternama dari Inggris, Allen & Overy.
Menurut pria bergelar Sarjana Hukum dari Universitas Indonesia dan MSc in Law and Finance dari Queen Mary University of London ini, peluang financial technology di Indonesia cukup besar hingga menginspirasinya untuk membuat Akseleran yang kini menjadi start-up fintech P2P Lending yang memiliki citra yang positif. Meski demikian, Ivan menyampaikan, tantangan selalu ada, termasuk perusahaan harus memiliki kinerja keuangan yang sehat.
“Perkembangan bisnis P2P Lending di Indonesia masih menjanjikan, tidak hanya bagi pelaku bisnis UKM (borrower) yang membutuhkan modal usaha tetapi juga bagi masyarakat umum atau institusi yang berinvestasi sebagai pemberi dana pinjaman (lender). Hal ini karena didukung oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih sangat bagus dibandingkan dengan negara-negara besar yang di ambang resesi dan kita patut syukuri karena pemerintah sudah mempersiapkan ekonomi negara ini dengan baik, itu menjadi modal bagi prospek bisnis P2P Lending seperti Akseleran,” terang Ivan yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Bidang Hukum, Etika dan Perlindungan Konsumen pada Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).
Oleh sebab itu, Ivan mengungkapkan, Akseleran siap menghadapi berbagai tantangan yang ada untuk terus berkontribusi memajukan perekonomian negeri ini melalui pertumbuhan bisnis UKM yang telah memperoleh pinjaman modal usaha dari Akseleran.
“Platform P2P Lending di Indonesia seperti Akseleran mampu memberikan akses keuangan bagi UKM melakui produk pinjaman berbasis cashflow yang tidak memerlukan agunan berbentuk fixed asset atau tanah dan bangunan. Apalagi saat ini ada funding gap yang diderita oleh UKM yang bisa menembus Rp1.000 triliun sampai Rp2.000 triliun per tahun dan akan makin membesar tiap tahunnya sehingga Akseleran hadir untuk membantu men-tackle funding gap tadi sambil sekalian kita buka opportunity kepada masyarakat luas untuk berinvestasi atau melakukan pendanaan,” jelas Ivan.
Kinerja Q1-2023 Tetap Tumbuh
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Departemen P2P Lending Bidang Hukum pada Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) tersebut menjelaskan, kinerja Akseleran tetap terjaga dengan baik melalui pertumbuhan bisnis perseroan di kuartal pertama tahun 2023. Tercatat, selama periode Januari hingga Maret di tahun ini, penyaluran pinjaman modal usaha Akseleran berhasil mencapai Rp800 miliar lebih atau tumbuh hingga 32% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
“Penetrasi penyaluran pinjaman Akseleran juga terus meningkat di luar wilayah Pulau Jawa yang berhasil berkontribusi lebih dari 10% dari total penyaluran, antara lain di Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Kepulauan Riau, Bali, dan Sulawesi Selatan. Dengan sektor-sektor usaha yang terdiversifikasi termasuk sektor engineering/construction, energy, oil & gas, business & consumer services, dan lain-lain,” kata Ivan.
Selain itu, Ivan mengatakan, pertumbuhan yang terjadi turut ditopang oleh melesatnya produk payroll-backed employee loan yang walaupun kontribusinya belum sampai lebih dari 5% penyaluran pinjaman Akseleran namun selama tiga bulan terakhir di tahun ini berhasil tumbuh hingga 121% dibandingkan realisasi yang sama di tahun sebelumnya. Menurutnya, untuk produk employee loan, Akseleran sudah bekerjasama dengan sebanyak 108 perusahaan yang menjadi mitra kerja dan diperkirakan akan bertambah terus.
“Akseleran tetap menjaga bisnis pinjaman usaha yang sustainable dengan terus menjalankan credit assessment secara prudent, melihat kapasitas keuangan dan riwayat kreditnya dari si peminjam seperti apa. Dan untuk selalu memberikan peace of mind kepada para lender, Akseleran juga sudah memfasilitasi hampir seluruh kampanye pinjamannya dengan asuransi kredit yang meng-cover 99% dari pokok pinjaman yang tertunggak, dan sejauh ini langkah-langkah mitigasi risiko kredit macet kami berhasil mempertahankan angka NPL di sekitar 0,5% atau tercatat TKB90 di sekitar 99,50%, masih lebih baik dibandingkan rata-rata industri yang NPLnya di sekitar 2.5%-3%,” jelas Ivan.
Mengenai kinerja keuangan, Ivan mengaku optimistis, pada tahun 2023 secara tahunan Akseleran akan memiliki laporan keuangan yang positif. Ditambah lagi, katanya, Grup Akseleran berencana menambah lini bisnisnya dengan mengakuisisi perusahaan multifinance yang bertujuan dapat memberikan pinjaman modal usaha kepada usaha menengah di atas Rp10 miliar.
“Posisi Akseleran sekarang sudah close to profitability, dimana secara bisnis P2P Lending tahun 2022 sudah beberapa bulan mengalami cashflow positif dan secara holding ada 2 bulan yang positif. Untuk mencapai kinerja keuangan yang sehat tersebut, Akseleran menjaga NPL yang rendah dan dengan NPL Outstanding kita saat ini yang berada di 0,5% adalah salah satu yang terendah di industri, sehingga cost of fund group kami juga relatif rendah dibanding kompetitor kami” tambah Ivan.