Penting! Inilah Cara Atur Ekonomi Selama Ramadan

0
303
ekonomi selama Ramadan

Bisnis dan ekonomi selama Ramadan cenderung mengalami peningkatan. Hal ini salah satunya karena konsumsi yang meningkat. Pada tahun lalu saja, rata-rata proporsi pendapatan untuk konsumsi naik saat bulan puasa.

Kenaikan tingkat konsumsi selama bulan puasa ini juga menjadi penyelamat kala krisis moneter tahun 1997/1998 lalu. Akan tetapi, dampak positif dari naiknya rasio konsumsi juga membawa dampak negatif.

Kenaikan Harga Produk Selama Ramadan

Pengaruh bulan Ramadan dengan perekonomian di Indonesia juga ada sisi negatifnya. Akibat naiknya konsumsi yang mendorong roda perekonomian tersebut, harga-harga juga ikut melambung.

Kenaikan harga bukan hanya menyentuh barang kebutuhan pokok saja, baju dan berbagai kebutuhan lebaran ikut naik. Hukum ekonomi berlaku di sini, semakin banyak permintaan maka harga semakin naik.

Apabila di bulan biasa kenaikan harga menyebabkan turunnya rasio konsumsi karena berhemat, di Ramadan berbeda. Masyarakat akan tetap membeli berbagai bahan kebutuhan puasa mereka.

Tingginya angka konsumsi yang mengakibatkan kenaikan harga di bulan Ramadan tersebut karena berbagai alasan. Beberapa alasan yang umum masyarakat sampaikan adalah karena untuk berinfak, sedekah, dan zakat. Dorongan ibadah selama bulan suci dan keinginan berbagi menjadi penyebab utama.

Transfer dari yang kaya ke yang membutuhkan membuat roda perekonomian bergerak dengan cepat. Perlahan ekonomi mulai bangkit dan bisnis-bisnis juga ikut bergeliat.

Manfaatkan Peluang Kenaikan Ekonomi di Bulan Ramadan

Ramadan dan ekonomi yang naik pesat membawa berkah tersendiri bagi yang mampu memanfaatkan peluang. Masyarakat bisa menggunakan momentum ini untuk ikut berjualan guna meningkatkan pendapatan.

Banyak usaha yang hanya muncul saat Ramadan tetapi mendatangkan pundi-pundi yang lumayan, seperti:

  1. Berjualan takjil
  2. Buah kurma
  3. Lauk pauk dan sayur
  4. Aneka es
  5. Kue kering khas lebaran
  6. Toples kue
  7. Baju muslim
  8. Mukena
  9. Hampers dan parsel
  10. Ketupat

Usaha-usaha di atas berkembang pesat menjelang dan saat bulan puasa. Usaha menjelang Ramadan di atas bisa Anda coba, siapa tahu rejekinya. 

Membuka usaha menjelang Ramadan tidak selalu membutuhkan modal yang besar. Selama bisa memanfaatkan peluang di sekitar, Anda bisa memulai usaha dengan modal yang ada. 

Contohnya saja daftar usaha di atas, tidak semuanya perlu modal yang besar. Berjualan takjil, aneka lauk pauk, dan es bisa mulai dengan modal seadanya. Tinggal amati saja, apa yang biasanya laris manis di sekitar tempat tinggal. 

Saat mulai berjualan, tidak langsung laris manis bukan berarti gagal. Mungkin Anda harus mencoba lebih keras, melakukan koreksi, dan mengamati selera pasar di tempat berjualan.

Jadi, alih-alih hanya meningkat di konsumsi Anda juga bisa produktif dengan berjualan dan meningkatkan pendapatan. Momen yang hanya setahun sekali, sayang sekali jika terlewat.

Baca juga: Amalan Baik di Bulan Ramadan

Masyarakat Mengelola Keuangan Bijak Ramadan

Perputaran roda ekonomi yang bergerak cepat dan pertumbuhan yang meningkat selama Ramadan memang baik. Banyak yang mendadak membuka usaha dan menghasilkan selama bulan puasa jelas berdampak positif.

Akan tetapi, sisi lainnya tetap ada yang pengeluarannya menjadi bengkak dan jauh lebih tinggi dari biasanya. Sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik, karena setelah Ramadan dan idul fitri, rutinitas akan kembali normal. 

Oleh karena itu, meski rata-rata konsumsi meningkat keuangan harus tetap dijaga. Pengelolaan yang baik sangat perlu agar setelah Ramadan dan lebaran, keuangan masih aman.

Pertanyaannya, bagaimana bisa mengamankan dompet di bulan Ramadan demi mengelola keuangan dengan bijak?

Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan demi bijak dalam pengeluaran selama Ramadan dan tidak berlebihan, apa saja?

  1. Membuat rencana keuangan selama puasa dan lebaran dengan pengalokasian yang jelas. Hal ini karena kewajiban membayar misalnya seperti hutang atau cicilan akan tetap berjalan meski hari raya.
  2. Mempersiapkan belanjaan dari sebelum bulan puasa saat harga-harga belum naik. Beli secukupnya produk yang awet dan kiranya akan naik saat puasa nanti.
  3. Perkirakan menu konsumsi dan sesuaikan dengan dana yang sudah direncanakan
  4. Utamakan kebutuhan pokok dan hindari barang yang belum terlalu perlu
  5. Pisahkan anggaran untuk puasa dan lebaran agar jelas. Tujuannya agar dana untuk lebaran tidak terpakai dahulu yang akhirnya malah menambah pengeluaran.
  6. Tetap menabung seperti biasanya
  7. Tentukan dana talangan maksimal

Poin untuk tetap menabung seperti biasa mungkin agak sedikit sulit mengingat pengeluaran yang membengkak. Untuk mensiasati hal ini, Anda bisa menabungkan uangnya terlebih dahulu, baru sisanya untuk belanja.

Tips-tips di atas kelihatannya memang mudah, asalkan niat pasti Anda bisa melakukannya. Intinya, harus tegas pada diri sendiri dan ikuti rencana yang sudah dibuat sebelumnya. Kita juga harus ingat bahwa setelah Ramadan, 11 bulan berikutnya akan kembali normal.

Ramadan ke sektor perbankan

Apabila pengaruh Ramadan ke pertumbuhan ekonomi positif, bagaimana dengan dunia perbankan? Apakah memberi dampak yang sama bagusnya, atau malah sebaliknya?

Pada 2019, bulan puasa memang mampu menghidupkan roda perekonomian. Hanya saja, akibat konsumsi yang meningkat rasio tabungan terhadap pendapatan menurun. Porsi cicilan terhadap pendapatan juga ikut turun seiring dengan menurunnya tabungan.

Penyebab penurunan pada kedua sektor karena masyarakat menggunakan uang mereka sebagian besar untuk konsumsi. Penurunan yang terjadi tentu kurang baik bagi kesehatan perbankan. 

Akan tetapi, di sisi lain untuk investasi memungkinkan ada peningkatan terutama di konsumsi dan ritel. Sektor konsumsi dan ritel sangat terdongkrak akibat naiknya perekonomian akibat naiknya rasio konsumsi.

Lantas, apa yang harus para investor lakukan? Apakah worth it untuk memulai investasi saat bulan Ramadan?

Bagi investor, diversifikasi sangat penting meski ada peluang kenaikan pesat di industri konsumsi dan ritel. Hal ini mengingat momentum Ramadan yang hanya terjadi setahun sekali dan memungkinkan harga akan turun.

Oleh sebab itu, dalam melakukan investasi harus tetap mempertimbangkan resiko dan sektor lain. Bila memungkinkan, pahami betul jenis investasi yang akan Anda lakukan baru memutuskan. 

Setiap investasi ada resiko, besarnya resiko biasanya sebanding dengan hasil yang diperoleh. Tinggal bagaimana masing-masing memutuskan dan memilih jenis investasinya.

Kesimpulan

Bisnis dan ekonomi Ramadan secara garis besar meningkat pesat akibat tingkat konsumsi masyarakat. Tingkat konsumsi yang meningkat membuat harga-harga melambung karena permintaan yang jauh lebih banyak. 

Jumlah konsumsi yang lebih banyak ini membuka peluang usaha. Ada berbagai jenis usaha yang bisa dilakukan selama Ramadan dan tentunya menghasilkan. Ada usaha dengan modal minim seperti takjil, atau usaha bermodal besar seperti baju.

Untuk berjualannya saat ini sudah fleksibel, bisa langsung atau jualan online bulan Ramadan. Berjualan online lebih banyak menjangkau konsumen dan meningkatkan penjualan. Berbanding terbalik, di perbankan sedikit lesu karena kebanyakan memakai uang mereka untuk konsumsi.Jadi, bisnis dan ekonomi selama Ramadan menunjukan tren yang positif dan mempercepat laju ekonomi. Berbagai sektor terkena dampak positif dan bahkan bisa menyelamatkan Indonesia dari krisis.

Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!

Bagi kamu yang igin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Akseleran menawarkan kesempatan pengembangan dana yang optimal dengan bunga rata-rata hingga 10,5% per tahun dan menggunakan proteksi asuransi 99% dari pokok pinjaman. Tentunya, semua itu dapat kamu mulai hanya dengan Rp100 ribu saja.

BLOG100

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi Customer Service Akseleran di (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].