Bagi sebagian besar orang, keluar dari zona nyaman terasa berat atau perlu pertimbangan yang sangat matang. Terlepas dari bayang-bayang takut salah melangkah ataupun mengalami kegagalan. Tapi tak sedikit pula yang benar-benar berani melangkah. Fatamorgana tersebut sempat merundung hati dan pikiran dari sosok Co-Founder sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Akseleran, Ivan Tambunan.
Ivan mengaku sempat berpikir ulang ketika ingin melepas karir yang sudah digelutinya selama bertahun-tahun. Terlebih, pria kelahiran 32 tahun lalu, termasuk sosok yang aktif dalam kegiatan lawyer sejak duduk di bangku kuliah. Bahkan, Pria lulusan Universitas Indonesia Jurusan Hukum ini pernah mendapatkan penghargaan sebagai Top 100 World’s Best Oralist, International Rounds of the Philips C. Jessup International Law Moot Court Competion, yang berlangsung di Washington DC, 2009 silam.
Ditambah pengalamannya pernah bekerja sebagai transactional banking lawyer, yakni membantu kliennya dalam berbagai transaksi pembiayaan general lending, leveraged finance, project finance dan real estate finance pada kantor hukum ternama dari Inggris, Allen & Overy di Jakarta dan di London.
Akhirnya Pria yang juga pernah mendapatkan beasiswa Chevening dari Pemerintah Inggris dan beasiswa Mansion House dari Lord Mayor of London, dengan gelar MSc in Law and Finance dan memperoleh Cum Laude dari Queen Mary University of London 2014 lalu, memberanikan diri untuk mendirikan Akseleran.
Kenapa Akhirnya Mendirikan Akseleran?
Ivan mengaku, ketika memasuki usia 30 tahun, dirasa sudah cukup bekerja di zona nyaman. Karena memiliki passion lain dan ditopang pengalaman menjadi profesional kredit sindikasi untuk akuisisi perusahaan dan pembiayaan yang klien-kliennya adalah perbankan besar dari dalam maupun luar negeri, seperti Credit Swiss, BNI, Mandiri, BCA. Selain itu, Ivan melihat adanya jurang yang cukup dalam untuk pembiayaan segmen Usaha Kecil Menengah (UKM), dimana funding yang tak terlayani mencapai Rp1.000 triliun. Jurang tersebut tak terjamah lantaran terkendala aturan-aturan yang ketat yang diberlakukan perbankan konvensional. Dengan harapan tidak ingin menyesal di kemudian hari jika tidak menggeluti passionnya dan mengambil peluang yang ada. Maka Ivan pun berani dan sangat excited mendirikan Akseleran bersama saudara-saudara dan rekannya.
Bagaimana Strategi Agar Masyarakat Mengenal Akseleran?
Akseleran merupakan marketplace yang menghubungkan pemberi pinjaman (lender) dan peminjam (borrower/UKM). Pemberi pinjaman bisa dari ritel atau perorangan karena bisa pendanaan mulai dari Rp100 ribu dan juga institusional. Nantinya dana dari pemberi pinjaman akan disalurkan ke UKM yang punya usaha namun membutuhkan pembiayaan. Cara sosialisasi yang paling efektif adalah dengan digital marketing mulai dari Sabang sampai Merauke, tercatat hingga saat ini (wawancara, 02 juni 2019), Akseleran sudah memiliki lebih dari 90.000 pemberi pinjaman. Ke depan, Akseleran ingin meningkatkan jumlahnya hingga 200.000 pada akhir tahun 2019. Caranya, lagi-lagi menggunakan digital marketing.
Ivan mengaku, masih ada orang-orang yang belum bisa disentuh memalui cara digital. Untuk menyentuhnya, Akseleran membuat offline event dan sosialisasi baik dilakukan Akseleran sendiri maupun bekerja sama dengan industri ataupun dengan regulator serta direct sales. Nantinya tim sales akan bertemu langsung dengan calon pemberi pinjaman maupun peminjam. Dalam hal ini, Akseleran mengedepankan pelayanan yang terbaik. Harapannya, jika diberikan pelayanan yang terbaik nantinya akan ada penghargaan, salah satunya memperkenalkan Akseleran secara lisan kepada teman-temannya.
Hal Paling Menantang Menjalankan Akseleran?
Saat awal mula mendirikan Crowdfunding. Ternyata market Indonesia belum ready. Karena Akseleran melihat masyarakat Indonesia belum sangat tertarik investasi dalam bentuk saham. Melainkan investasi jangka pendek, fixed income dalam bentuk pinjaman. Tak heran, Akseleran hanya menyalurkan pinjaman sebesar Rp2 miliar dalam kurun waktu 6 bulan. Namun, setelah menjadi Peer-to-Peer (P2P) Lending, Akseleran telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp430 miliar hanya dalam kurun waktu 19 bulan.
Sumber Daya Manusia Saat Mendirikan Akseleran Hingga Sekarang?
Pertama kali mendirikan usaha bersama enam orang, lalu setelah resmi menjadi Peer-to-Peer (P2P) Lending pada Oktober 2017. Saat itu, sumber daya manusia Akseleran masih 10 orang. Namun per April 2019, sudah lebih dari 80 orang. Pertumbuhannya sangat cepat, baik dari sistem maupun dari user yang dijalankan.
Sumber Daya Manusia Cukup Besar, Bagaimana Cara Agar Sumber Daya Manusia yang Sudah Ada Tetap Tumbuh dan Berhasil?
Ketika kita growth cepat, perekrutan karyawan dengan jumlah banyak sangat rentan. Pertama, orangnya makin banyak dan berbeda-beda, jika tidak dijaga sisi recruitment-nya maka akan tidak baik. Oleh karena itu, Akseleran menerapkan budaya yang selama ini sudah dijalankan adalah budaya EXCELLENT.
Lalu mengimplementasikan sistem Objective Key Result (OKR) untuk menentukan apa objektif atau flow dari tiap-tiap karyawan (Sumber Daya Manusia/SDM) dan resultnya. Apakah SDM tersebut berhasil atau tidak mencapai OKR yang sudah ditentukan ? sehingga semuanya menjadi transparan.
Dalam 3-5 Tahun Mendatang, Akseleran Akan Seperti Apa?
Jika melihat jangka panjang, bisnis startup itu sangat bersaing, karena growth startup sangat cepat. Namun agar tetap berkembang, fokusnya adalah memberikan layanan terbaik kepada pemberi pinjaman maupun penerima pinjaman. Ivan bersama tim saat ini masih fokus berkembang di Indonesia terlebih dahulu, mengingat peluang pasar di Indonesia masih sangat besar. Lalu berkeinginan kuat membawa Akseleran melantai di Bursa Efek Indonesia.
Untuk mengenal lebih dekat seperti apa dan bagaimana sosok Ivan Tambunan – CEO & Co-Founder Akseleran? saksikan tayangan berikut: