Hikikomori, Fenomena Mengisolasi Diri dari Dunia Luar

0
344
Hikikomori, Fenomena Mengisolasi Diri dari Dunia Luar

Hikikomori, istilah yang populer di Jepang pada tahun 1990-an, merujuk pada fenomena di mana seseorang memilih untuk mengisolasi diri dari dunia luar. Beberapa individu bahkan menghabiskan berbulan-bulan atau bahkan puluhan tahun di dalam kamar mereka. Selama masa isolasi ini, mereka tidak bekerja dan bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Fenomena ini telah menjadi perhatian serius pemerintah Jepang dan Korea Selatan, yang kewalahan dalam mencari solusi. Namun, bagaimana kisah di balik fenomena ini?

Salah satu cerita yang mencuat adalah kisah seorang pria bernama Shinichi di Jepang. Awalnya, Shinichi bekerja sebagai petugas rekam medis, namun akhirnya memutuskan untuk berhenti karena beban kerja yang berat. Sejak saat itu, ia mengisolasi diri dalam kamar dan menjadi bergantung pada keluarganya untuk kebutuhan sehari-hari. Pada tahun 2007, kedua orangtuanya meninggal dunia akibat penyakit, meninggalkan Shinichi dengan tabungan sebagai satu-satunya sumber pendapatan. Namun, pada tahun 2019, ia ditemukan meninggal karena kekurangan nutrisi.

Yang membedakan fenomena hikikomori adalah tidak hanya isolasi fisik, tetapi juga melawan tekanan mental, depresi, kecemasan, dan rasa terasing dari masyarakat. Bahkan ada kasus di mana mereka tidak mampu berkomunikasi sama sekali dengan orang lain. Penyebab fenomena ini lebih disebabkan oleh faktor-faktor seperti sistem pendidikan yang kompetitif, tekanan dari kerabat dan teman, kesulitan berkomunikasi sosial, pengangguran, dan perundungan.

Dampak ekonomi dari fenomena hikikomori juga signifikan. Hal ini meliputi penurunan angka kelahiran, penurunan jumlah tenaga kerja, peningkatan angka pengangguran, peningkatan ketergantungan pada orang lain, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Ironisnya, negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan yang berjuang melawan hikikomori juga menghadapi krisis angka kelahiran, yang berpotensi menurunkan angkatan kerja dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Menurut survei yang dilakukan oleh Kementerian dalam Negeri Jepang, terdapat sekitar 1,5 juta orang yang mengalami hikikomori di Jepang, dengan sebagian besar berada dalam rentang usia produktif (15-39 tahun).

Korea Selatan juga menghadapi tantangan serupa, dengan Institut Kesehatan dan Urusan Sosial melaporkan sekitar 340.000 orang usia 19-39 tahun yang mengisolasi diri. Namun, jumlah sebenarnya diperkirakan jauh lebih besar, karena banyak orang yang melakukan hikikomori tidak terdaftar secara resmi dan disembunyikan oleh keluarga mereka.

Beberapa negara telah mengambil langkah serius dalam menangani masalah ini, seperti Korea Selatan yang memberikan tunjangan kepada generasi muda untuk mencegah terjadinya hikikomori. Syaratnya adalah berusia antara 9 hingga 24 tahun dan berasal dari keluarga berpenghasilan rendah. Mereka yang memenuhi syarat akan menerima tunjangan hidup sebesar Rp7,5 juta per bulan, serta mendapatkan subsidi kesehatan, pendidikan, konseling, dan layanan hukum.

Fenomena hikikomori merupakan tantangan kompleks yang mempengaruhi individu, keluarga, dan masyarakat secara luas. Penanganan yang holistik dan kerja sama antara pemerintah, keluarga, dan lembaga sosial sangat penting dalam menangani masalah ini dan memberikan dukungan yang diperlukan bagi individu yang mengalami hikikomori.

Ayo dukung pertumbuhan ekonomi dengan memberikan pendanaan UMKM secara aman di Akseleran! Daftar sekarang dan dapatkan imbal hasil hingga 10,5% per tahun di Akseleran.

Akseleran memberikan saldo awal senilai Rp100 ribu untuk pendaftar baru dengan menggunakan kode CORCOMMBLOG. Melakukan pendanaan di P2P Lending Akseleran juga sangat aman karena lebih dari 98% nilai portofolio pinjamannya memiliki agunan. Sehingga dapat menekan tingkat risiko yang ada. Akseleran juga sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor surat KEP-122/D.05/2019 sehingga proses transaksi yang kamu lakukan jadi lebih aman dan terjamin.

Untuk kamu yang tertarik mengenai pendanaan atau pinjaman langsung bisa juga menghubungi (021) 5091-6006 atau via email [email protected]

Penulis: Ayu Diah Callista | Editor: Rimba Laut