Rush Money, Suatu Kondisi Ekonomi yang Sedang Tidak Stabil!

0
2967
Rush Money

Rush money adalah suatu kondisi ketika para nasabah beramai-ramai melakukan penarikan uang secara besar-besaran di bank tempat mereka menabung. Indonesia pernah beberapa kali mengalami situasi rush money, salah satunya pada 1998 ketika krisis ekonomi terjadi. Masyarakat menarik uang mereka secara serentak sehingga membuat krisis makin parah.

Pada akhir 2020 lalu, topik rush money sempat ramai diperbincangkan oleh warganet di Twitter. Isu ini muncul karena kondisi perekonomian negara tak kunjung membaik di tengah hantaman pandemi. Namun, sebelum ikut-ikutan melakukan rush money, sebaiknya ketahui makna aktivitas ini dan dampaknya terhadap suatu negara. 

Cara Kerja Bank

Bank adalah suatu badan usaha yang menawarkan sejumlah layanan, mulai dari menyimpan uang hingga meminjamkan uang kepada para nasabahnya. Di bank, ada perputaran uang yang dinamis. Uang masuk dan uang keluar diatur sedemikian rupa sesuai kebutuhan nasabah.

Tiap bank selalu mendorong nasabah untuk menabung sebanyak mungkin. Dana yang berhasil dikumpulkan ini kemudian digunakan untuk melakukan layanan jasa lain, seperti memberikan kredit bagi yang mengajukan.

Pada kondisi normal, nasabah dapat mengambil kembali dana yang dimilikinya di bank tersebut kapan saja. Berbeda halnya jika menempatkan dana dalam bentuk deposito, nasabah terikat pada jangka waktu pengambilan. Ini berarti, selalu ada jaminan bagi nasabah untuk mendapatkan uangnya kembali saat menabung di bank.

Terjadinya Rush Money

Lalu, apa yang akan terjadi jika para nasabah yang menyimpan uang di bank beramai-ramai mengambil kembali uang mereka? Bank bisa saja kehabisan cadangan uang tunai. Hal ini tentu mengharuskan bank untuk menjual aset-aset yang dimilikinya untuk melayani penarikan dana dari nasabah.

Fenomena rush money atau disebut juga bank run ini didorong oleh kepanikan masyarakat. Isu mengenai kondisi perekonomian yang tidak stabil bahkan cenderung terus menurun membuat para nasabah tak berpikir panjang. Bagaimanapun, uang tunai adalah alat transaksi yang paling praktis saat ini.

Nasabah juga mungkin khawatir bank tak bisa lagi mengembalikan uang mereka jika tak segera mengambilnya. Faktanya, penarikan dana besar-besaran tersebut yang membuat bank mengalami kolaps.

Dampak Rush Money

Rush money kerap didorong oleh provokator yang mengembuskan isu-isu mengkhawatirkan. Namun, ada pula yang disebabkan tindakan dari nasabah itu sendiri. Biasanya, tindakan ini diambil karena bank dianggap tidak mampu mengelola dana yang tersimpan.

Nah, ada sejumlah dampak rush money terhadap bank atau negara secara keseluruhan yang perlu diketahui oleh masyarakat. Pertama, bank akan kehabisan uang tunai. Akibatnya, biaya kegiatan operasional bank tak terpenuhi. Jika tak dibantu Bank Indonesia, bank ini mungkin saja akan bangkrut.

Kedua, nasabah juga mengalami kerugian, terutama para nasabah yang memiliki deposito dan akan jatuh tempo. Karena kehabisan uang tunai, bank pun tak bisa membayar. Risiko ketiga yang paling berbahaya berdampak pada pelaku usaha dan perekonomian negara secara umum karena uang tidak berputar seperti seharusnya.

Baca juga: Memahami Time Value of Money Lebih Dalam

Mencegah Rush Money

Tugas bank sebagai institusi keuangan untuk mencegah dan menangkal isu rush money yang beredar di kalangan masyarakat. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh bank, misalnya memberlakukan batas penarikan uang dalam waktu yang sama. 

Selain itu, bank juga harus proaktif untuk meyakinkan masyarakat mengenai kekuatan bank saat ini. Sangat penting juga bagi bank untuk memiliki dana tunai yang memadai sehingga siap dalam kondisi yang tak terduga sewaktu-waktu.

Apabila potensi rush money cukup besar, bank juga harus melakukan langkah-langkah strategis untuk mengatasinya. Salah satunya dengan mengajukan pinjaman pada bank lain atau bank pusat. 

Imbauan bagi masyarakat adalah untuk tak mudah terpancing pada isu yang tidak jelas. Ajakan untuk menarik uang secara serentak di bank hanya akan memperparah kondisi ekonomi negara. Apabila tak memerlukan uang untuk kebutuhan operasional, sebaiknya biarkan dana tersebut tersimpan di bank. 

Nah, inilah ulasan singkat mengenai rush money dan dampaknya bagi bank sekaligus ekonomi suatu negara. Semoga bermanfaat!

Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!

Bagi kamu yang ingin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Sebagai platform pengembangan dana yang optimal dengan bunga hingga 21% per tahun kamu dapat memulainya hanya dengan Rp100 ribu saja.

BLOG100

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk syarat dan ketentuan dapat menghubungi (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].