Virus Corona Masih Eksis, Dampak ke Ekonomi Indonesia?

0
6293
Rimba Laut dan Ganda Rusli membahas virus corona di episode terbaru Kata Akseleran.

Virus Corona menjadi pusat perhatian dunia dalam beberapa minggu terakhir sejak pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan, Hubei, China pada Desember 2019. Tercatat, per hari ini, Rabu (19/2/2020) jumlah korban yang meninggal akibat terinfeksi wabah dengan nama baru Covid-19 tersebut mencapai sebanyak 2.005 orang di seluruh dunia.

Menurut laporan dari Komisi Kesehatan Provinsi Hubei, terdapat 1.900 kasus baru dimana jumlah warga Hubei yang terinfeksi virus corona telah mencapai 58.182 kasus. Dengan demikian, virus corona sudah menginfeksi lebih dari 75 ribu orang di seluruh dunia yang menyebar hampir ke-30 negara dan lima orang yang meninggal terpencar di sejumlah negara, yakni di Taiwan, Perancis, Hong Kong, Filipina, serta Jepang.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya mendeklarasikan epidemi virus corona sebagai darurat global. Tak dapat dipungkiri, virus corona juga membayangi pasar keuangan dunia.

Bagaimana dengan Indonesia? 

Fakta baru tersingkap dan menjadi kabar baik. Hingga kemarin sore, Selasa (18/2/2020) belum ada satu pun kasus virus corona yang terdeteksi di Indonesia meskipun negara-negara tetangga telah mengkonfirmasi adanya kasus virus ini.

“Kami berutang pada Tuhan. Ini karena doa. Kami tidak mengharapkan hal-hal seperti itu sampai ke Indonesia,” ujar Terawan Agus Putranto, Menteri Kesehatan Republik Indonesia (RI) seperti dikutip South China Morning Post (SCMP).

Akan tetapi, bukan berarti sektor lain tidak berimbas akibat virus corona. Nyatanya, virus dari China tersebut, juga memberikan dampak terhadap sejumlah aktivitas bisnis dan perekonomian di Tanah Air atau memberikan sebuah gambaran bahwa risiko itu bisa unpredictable. 

Di sisi lain, ketika semakin terdengar kabar bahwa para investor maupun pelaku usaha mulai menunjukkan pesimisme dan cenderung ada gerakan memindahkan uangnya ke instrumen dan tempat yang lebih aman, apakah ini menjadi Golden Moment bagi Fintech Peer to Peer (P2P) Lending agar dapat semakin dilirik oleh banyak masyarakat Indonesia?     

SEJAUH MANA VIRUS CORONA “MENGINFEKSI” PEREKONOMIAN INDONESIA? 

Berikut kutipan hasil wawancara Rimba Laut selaku Senior Vice President Corporate Communication Akseleran bersama Ganda Rusli selaku Chief Risk Officer Akseleran dalam episode terbaru (12) Kata Akseleran.

Adanya penyebaran virus corona dari China sudah mulai mempengaruhi kinerja ekonomi di negara-negara lain, termasuk Indonesia. Industri mana saja yang dinilai paling rawan dan berdampak dari adanya virus ini?

Dengan adanya wabah corona, jelas ada dua aspek yang berdampak yakni pariwisata dan perdagangan. Untuk pariwisata, turis dari China merupakan turis nomor dua yang ke Indonesia dari 13 negara dari 1,6 juta jiwa target wisatawan yang datang ke Indonesia, ini cukup besar karena hanya kalah oleh Malaysia yang sebesar 18%. Seperti diketahui ketika ada wabah virus sehingga keinginan untuk traveling berkurang, jadi pariwisata jelas terkena dampak. Kedua,  perdagangan, dimana China merupakan partner ekspor dan impor terbesar di Indonesia karena memang China sangat aktif menjual produk-produknya sehingga sektor perdagangan juga akan terdampak.

Di pasar modal sudah mulai menunjukkan sentimen negatif. Kabar yang mencuat, investor dan pelaku usaha mulai pesimistis dan ada itikad memindahkan uang mereka ke instrumen yang lebih aman. Peluang untuk perusahaan-perusahaan P2P Lending untuk “merebut” mereka bagaimana? 

Jika kembali ke data, di tahun 2020 ini total kredit yang dibutuhkan oleh industri sekitar Rp1.800 triliun dimana Rp800 triliun bisa dicover oleh perbankan sehingga masih ada Rp1.000 triliun yang bisa dibagi-dibagi oleh non perbankan yakni P2P Lending. Dimana data tahun lalu seluruh P2P Lending hanya bisa menyalurkan Rp80 triliun sehingga masih ada sekitar Rp900 triliun, sehingga untuk Akseleran saya masih tetap optimis untuk terus bisa tumbuh untuk industri P2P Lending secara keseluruhan, tetapi kita juga harus waspada karena pengaruh dari sektor pariwisata.

Bisa dipastikan perekonomian di China melambat di kuartal pertama, apalagi sebelum adanya virus corona ekonomi China memang sedang turun. Ini pun akan berpengaruh tentunya terhadap perekonomian domestik kita, apa yang seharusnya dilakukan pemerintah sebagai antisipasinya?

Sebenarnya pemerintah sudah melakukan hal yang tepat yaitu menjaga stabilitas ekonomi, seperti tahun lalu pemilu berjalan dengan lancar, jadi yang penting pemerintah menjaga stabilitas ekonomi luar negeri dan juga didukung dengan penyederhanaan dirjen-dirjen (direktorat jenderal) investasi sehingga investor lokal tetap terjaga dan investor asing mudah masuk. Kedua menjaga konsumsi dalam negeri dimana Indonesia diberi berkah, demografi lokal kita yang cukup besar, itu harus tetap kita jaga dan yang sedang dilakukan juga yaitu menggenjot infrastruktur, seperti contoh, dimana-dimana tengah dibangun jalan tol, kereta cepat. Sehingga pemerintah sudah berada di koridor yang tepat.

Untuk Akseleran sendiri, khususnya dalam hal peminjam (borrower) langkah-langkah strategis apa yang akan dilakukan untuk memastikan setiap pengajuan peminjam yang sudah disetujui minim akan terjadinya kredit macet?

Dari segi borrower kita memang harus pilih-pilih, misalkan seperti industri-industri yang dalam tekanan kita hindari dulu untuk sementara, dan juga lebih memantau industri-industri yang kira-kira akan naik atau mulai naik turun. Maka pada kuncinya adalah di pemilihan borrower. Untuk lender tidak perlu khawatir, karena dengan adanya asuransi kredit akan memberikan jaminan pengembalian pokok 85% dan juga menjadi alternatif pengembangan dana yang sangat baik. Dimana seperti diketahui, sekarang bunga perbankan dan deposito juga cukup rendah, sehingga ini bisa menjadi suatu alternatif pengembangan dana yang sangat baik. Di sisi lain, bagian penagihan di bagian kredit pun memastikan bahwa pemilihan borrower akan baik sehingga lender jangan takut untuk melakukan pendanaan di Akseleran.

Mau saksikan tayangannya secara utuh? Jangan lupa untuk Subscribe, Like, Comment, dan Share. Pastikan Anda untuk Nyalakan Loncengnya agar tidak ketinggalan tayangan-tayangan terbaru lainnya dari Kata Akseleran, hanya di YouTube Channel Akseleran!

Gunakan Kode Promo: CORCOMMBLOG (Dapatkan dana awal sebesar Rp100.000)

PT. Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) memberikan saldo awal senilai Rp 100 ribu untuk pendaftar baru dengan menggunakan kode promo CORCOMMBLOG. Melakukan pendanaan di Akseleran juga sangat aman karena lebih dari 98% nilai portofolio pinjamannya memiliki agunan dan ada proteksi asuransi kreditnya sehingga dapat menekan tingkat risiko yang ada. Tidak kalah penting lainnya, Akseleran sudah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor surat KEP-122/D.05/2019 sehingga proses transaksi yang kamu lakukan jadi lebih aman dan terjamin.

Selamat menggunakan Akseleran sebagai alternatif pengembangan dana yang dapat memberikan keuntungan buat Kamu hingga 21% per tahun. Tunggu apa lagi? Silahkan unduh Aplikasi Akseleran di Google Play Store buat kamu yang menggunakan perangkat  ponsel pintar (smartphone) Android dan di Apple App Store buat kamu yang menggunakan iPhone.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai bagaimana melakukan pendanaan atau mengajukan pinjaman usaha melalui platform P2P Lending Akseleran, kamu bisa langsung menghubungi (021) 5091-6006 atau bisa via email [email protected]