Residual income adalah suatu laba usaha (operating income) yang dapat dihasilkan melalui pusat investasi atau pengembangan dana di atas penghasilan dari minimum aset-asetnya. Ya, residual income atau yang diartikan laba residu ini memang sering sekali digunakan dalam aktivitas finansial bisnis.
Namun, tidak banyak orang yang mengetahui cara perhitungannya dan rumus dalam perhitungannya. Oleh karena itu, kita akan membahas secara lengkap di bawah ini:
Cara Menghitung Residual Income serta Rumusnya!
Laba residu = laba usaha bersih – (tingkat penghasilan minimum dari investasi x aset operasional total)
Tingkat penghasilan ini seringkali didasarkan kepada rata-rata yang tertimbang biaya modal dari suatu perusahaan. Seperti contoh, kamu dapat mengasumsikan bahwa aset operasional dari suatu perusahaan adalah $100.000.000 dan laba bersih usaha tersebut senilai $18.000.000 lalu minimum return on assetnya adalah 13%. Maka, perhitungan dari laba residunya:
- Laba usaha bersih = Rp18.000.000
- Dikurangi: return minimum x aset operasional dengan total: 13% x Rp100.000.000 = 13.000.000
- Laba residu : Rp5.000.000
Cara Serta Penggunaan Residual Income
Seperti yang sudah diketahui bahwa laba residu merupakan jumlah absolut dari laba dan bukan dari suatu rate of return yang digunakan untuk melakukan evaluasi kinerja pada masing-masing divisi. Evaluasi tersebut juga didasarkan pada residual income yang dapat mendorong para manajer keuangan untuk lebih berani menerima peluang-peluang dalam investasi yang memiliki return of return yang lebih tinggi dari biaya modal yang diinvestasikan.
Manajer keuangan yang dievaluasi menggunakan pengembalian dari investasi (ROI) ini mungkin enggan untuk menerima investasi lainnya yang dapat menekan ROI yang saat ini mereka miliki, walaupun investasi lainnya itu dapat membuat perusahaannya mendapatkan keuntungan lebih.
Karenanya penggunaan residual income dalam evaluasi kinerja divisi ini dapat meliputi hal-hal seperti berikut:
- Residual income dapat melakukan perhitungan laba ekonomis pada penghasilan minimum yang harus diperoleh aset.
- Tingkat pengembalian atau rate of return ini juga minimum dapat bervariasi, ini semua tergantung pada risiko dari masing-masing divisi.
- Aset yang berbeda mungkin akan dibutuhkan untuk memperoleh return berbeda, karenanya ini akan sesuai pada risiko yang diterima.
- Aset yang dibutuhkan mungkin akan sama demi mendapatkan return yang sama terlepas dari divisi apa aset tersebut berada.
- Dampak dari memaksimalkan dollar ketimbang memaksimalkan persentase akan menyebabkan keserasian pencapaian tujuan.
Kekurangan residual income yang paling terlihat adalah kamu tidak dapat menggunakannya untuk melakukan perbandingan pada divisi-divisi yang berbeda ukurannya. Residual income cenderung menguntungkan divisi yang lebih besar karena pada divisi yang besar akan melibatkan dana yang lebih besar.
Baca juga: Cara Mudah Mendapatkan Passive Income
Analis investasi dan keuangan tentu memiliki pandangan positif residual income yang lebih tinggi karena berarti perusahaan tersebut tidak saja memperoleh suatu net income, tetapi juga berhasil menutup opportunity cost yang muncul. Rasio dari residual income atas income ini juga dapat menjadi metrik pengukuran dari kualitas penghasilannya. Laba residu dipandang oleh banyak analis sebagai ukuran laba riil yang lebih baik daripada net income.
Cara Menghasilkan Residual Income
Setelah membahas mengenai penggunaan, perhitungan serta rumusnya. Tentu kamu ingin mengetahui cara menghasilkan residual income. Tenang, kamu tidak perlu takut karena siapapun dapat menghasilkannya dengan mudah.
Salah satu caranya adalah melalui Peer-to-Peer (P2P) Lending. Ya, mengingat P2P Lending ini perkembangannya sedang cukup meningkat membuat banyak yang tertarik untuk menggunakan salah satu platform pengembangan dana dan pinjaman modal ini.
Dengan menjadi pemberi dana ini, kamu akan mendapatkan keuntungan sesuai dengan risiko yang ada. Sehingga dana yang kamu memiliki dapat berkembang dan dapat kembali diputar untuk dioptimalkan. Keuntungan menggunakan P2P Lending ini juga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa instrumen investasi lainnya. Namun, kamu tetap harus memahami cara kerja serta sistem dari P2P Lending ini agar keuntungan yang dihasilkan lebih optimal.
Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!
Bagi kamu yang ingin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Sebagai platform pengembangan dana yang optimal dengan bunga hingga 16% per tahun kamu dapat memulainya hanya dengan Rp100 ribu saja.
Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk syarat dan ketentuan dapat menghubungi (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].