Mengapa Indonesia Melakukan Impor Beras?

0
253
Mengapa Indonesia Melakukan Impor Beras?

Indonesia dengan ukuran tanah yang luas dan subur dikenal sebagai negara agraris. Namun ternyata, sebagian besar beras, kedelai, bawang, dan cabai yang kita konsumsi setiap hari sebenarnya diimpor. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Akar masalahnya bervariasi untuk setiap komoditas, namun salah satunya adalah produksi dalam negeri yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa.

Ambil contoh kedelai. Menurut catatan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin, rata-rata kebutuhan konsumsi kedelai dalam negeri mencapai 2-3 juta ton per tahun. Namun, produksi kedelai di Indonesia hanya sekitar 300.000 ton per tahun.

Hal yang sama juga berlaku untuk beras. Salah satu alasan mengapa Badan Urusan Logistik (Bulog) melakukan impor beras adalah untuk menjaga stok, karena menurut peraturan, Bulog harus memiliki minimal 1 juta ton cadangan beras. Namun, serapan beras dalam negeri tidak optimal dan impor menjadi kebutuhan.

Selain itu, produksi petani kita tidak efisien dan harganya lebih tinggi dibandingkan dengan produk impor yang memiliki kualitas yang sama. Dari petani hingga konsumen, terdapat banyak perantara yang membuat harga di setiap tingkatan menjadi lebih mahal.

Petani sangat bergantung pada perantara atau tengkulak ini. Di satu sisi, tengkulak membantu petani dengan memberikan modal pinjaman dan membeli hasil panen mereka. Mereka langsung mendatangi petani saat musim panen dan membeli semua hasil panen. D sisi lain, mereka juga mengeksploitasi petani dengan memberikan pinjaman dengan bunga tinggi dan membeli hasil panen dengan harga rendah.

Selain itu, petani juga menghadapi keterbatasan akses terhadap modal agar dapat beroperasi secara mandiri. Hanya sedikit bank yang bersedia memberikan kredit kepada petani, sehingga tengkulak menjadi sumber utama pinjaman modal bagi petani.

Faktor-faktor kompleks ini berkontribusi pada ketergantungan Indonesia terhadap impor untuk beberapa komoditas pertanian. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan strategi yang komprehensif, seperti meningkatkan efisiensi produksi dalam negeri, memberikan akses yang lebih baik terhadap modal bagi petani, dan mengurangi ketergantungan pada perantara. Dengan fokus pada hal-hal tersebut, Indonesia dapat berusaha mencapai swasembada dan mengurangi ketergantungan terhadap impor dalam sektor pertanian.

Ayo dukung pertumbuhan ekonomi dengan memberikan pendanaan UMKM secara aman di Akseleran! Daftar sekarang dan dapatkan imbal hasil hingga 10,5% per tahun di Akseleran.

Akseleran memberikan saldo awal senilai Rp100 ribu untuk pendaftar baru dengan menggunakan kode CORCOMMBLOG. Melakukan pendanaan di P2P Lending Akseleran juga sangat aman karena lebih dari 98% nilai portofolio pinjamannya memiliki agunan. Sehingga dapat menekan tingkat risiko yang ada. Akseleran juga sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor surat KEP-122/D.05/2019 sehingga proses transaksi yang kamu lakukan jadi lebih aman dan terjamin.

Untuk kamu yang tertarik mengenai pendanaan atau pinjaman langsung bisa juga menghubungi (021) 5091-6006 atau via email [email protected]

Penulis: Ayu Diah Callista | Editor: Rimba Laut