Frozen Food Asal Korea Yang Cocok Dijadikan Bisnis

1
2826

Wabah Covid-19 di Indonesia yang terjadi sejak Maret 2020, membuat masyarakat harus beraktivitas di rumah. Banyaknya waktu luang membuat sebagian orang memilih untuk menghabiskan waktunya dalam berbagai kegiatan. Salah satunya adalah menikmati kuliner dari berbagai negara dengan cita rasa yang yang mampu memanjakan lidah dan perut.

Korea adalah negara yang termasuk paling diminati kulinernya oleh masyarakat kita. Tidak mengherankan, jika bermula dari kesukaan menikmati sajian makanan asal Negeri Ginseng tersebut bisa memunculkan sebuah peluang bisnis baru bagi para pegiat kuliner. Lalu Makanan-makanan khas Korea apa saja yang bisa dijadikan bisnis kuliner dalam bentuk  frozen food?

  • Kimchi

Kimchi merupakan makanan favorit orang korea, kimchi merupakan sawi putih yang difermentasi. Berbeda dengan acar biasa, kimchi memiliki cita rasa pedas yang dibawa oleh bubuk cabai. Rasa yang paling mencolok dari kimchi sendiri adalah rasa asam dan pedas. Kimchi bisa menjadi salah satu pilihan untuk ide jualan. Kimchi dalam bentuk frozen food dikemas menggunakan plastik pack atau stoples kedap udara. Selain bahannya yang murah, proses membuat kimchi juga mudah.

  • Tteokbokki

Tteokbokki adalah kue beras khas Korea yang punya tekstur kenyal. Tteok yang sudah dimatangkan ini kemudian dimasak dengan berbagai cara. Namun, yang paling populer yaitu tteokbokki dengan bumbu merah. Biasanya, tteok dimasak bersama dengan bahan lain seperti wortel, bawang putih, bawang daun, juga fish cake ala Korea. Karena banyak disukai, kamu bisa menjadikan makanan ini untuk dijual. Buatlah inovasi rasa dari tteokbokki supaya rasanya lebih khas dan mudah diterima lidah orang Indonesia. Jangan lupa buat pula saus pelengkapnya. Tteobokki dapat dikemas dengan menggunakan plastik vakum supaya tahan lama.

  • Odeng

Odeng adalah makanan yang berbahan daging ikan dan dicampur tepung beras atau tepung biasa, gula, garam, dan arak beras. Teksturnya empuk, sedikit kenyal, dan rasanya gurih. Bentuk odeng tipis dan pipih, lalu ditusuk bambu panjang. Kamu dapat mengemasnya menggunakan plastik vakum.  Sebaiknya gunakanlah bahan-bahan segar yang berkualitas agar rasa odeng lebih nikmat. Penggunaan bahan segar juga dapat membuat odeng lebih awet disimpan.

  • Corn dog

Corn dog adalah salah satu jajanan khas Korea Selatan yang mengkombinasikan sosis dengan adonan tepung tebal. Sebelum digoreng, corndog juga dilapisi tepung jagung kasar. Makanan satu ini sebenarnya berasal dari Amerika Serikat, namun di Korea Selatan juga menjadi makanan khas masyarakat disana. Corn dog semakin dikenal masyarakat Indonesia semenjak drama korea “Start-Up”. Corn dog mulai banyak dijual secara franchise maupun frozen food. Dikemas dengan menggunakan plastik vakum. Namun ada pula yang dikemas dengan menggunakan wadah plastik, biasanya ini dilakukan jika corn dog langsung dimakan di sekitar tempat pembuatan.

  • Mandu

Mandu merupakan sejenis pangsit khas dengan menempatkan daging atau sayuran didalam gulungan kulit pangsit tipis. Di Korea memiliki dua jenis Mandu, yaitu mandu yang direbus, dikukus dan dalam keadaan dingin. Makanan satu ini sudah banyak dijual di marketplace dalam bentuk frozen food yang dikemas dalam plastik vakum.

Ayo dukung pertumbuhan ekonomi dengan memberikan pendanaan UMKM secara aman di Akseleran! Daftar sekarang dan dapatkan imbal hasil hingga 21% per tahun di Akseleran.

Akseleran memberikan saldo awal senilai Rp100 ribu untuk pendaftar baru dengan menggunakan kode CORCOMMBLOG. Melakukan pendanaan di P2P Lending Akseleran juga sangat aman karena lebih dari 98% nilai portofolio pinjamannya memiliki agunan. Sehingga dapat menekan tingkat risiko yang ada. Akseleran juga sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor surat KEP-122/D.05/2019 sehingga proses transaksi yang kamu lakukan jadi lebih aman dan terjamin.

Untuk kamu yang tertarik mengenai pendanaan atau pinjaman langsung bisa juga menghubungi (021) 5091-6006 atau via email [email protected]

 

Penulis: Raymas Putro I Editor: Rimba Laut

1 COMMENT

Comments are closed.