Cerita Sukses Bos Gerai Kopi Terbesar di Dunia Starbucks

0
993
Cerita Sukses Bos Gerai Kopi Terbesar di Dunia Starbucks

Starbucks menjadi kedai kopi terbesar di dunia dengan lebih dari 32.000 gerai di seluruh dunia. Per akhir tahun 2022, perusahaan induk Starbucks (SBUX) mampu menghasilkan laba bersih senilai $4,7 miliar (Rp71,2 triliun). Namun siapa sangka, pencapaian ini diraih Starbucks berkat CEO mereka, Howard Schultz yang berasal dari keluarga kurang mampu di Brooklyn, New York.

Howard Schultz lahir di Brooklyn, New York, AS pada di tahun 1953 dari kedua orang tua yang putus sekolah. Pekerjaan ayah Schultz adalah pensiunan tentara akibat cedera dan bekerja sebagai sopir truk. Mereka hanya mampu tinggal di apartemen yang disubsidi pemerintah.

Meski begitu, Schultz dapat beasiswa kuliah dan lulus sebagai diploma ilmu komunikasi karena prestasinya. Setelah lulus kuliah, Schultz bekerja pindah-pindah di berbagai tempat, seperti menjadi pegawai resor ski di Michigan, menjadi salesman perusahaan Xerox, hingga menjadi manajer perusahaan mesin kopi asal Swedia. Saat masih bekerja di perusahaan mesin kopi inilah, Schultz bertanggung jawab menyuplai filter kopi untuk perusahaan Starbucks.

Starbucks sendiri awalnya didirikan oleh Jerry Baldwin, Zev Siegl dan Gordon Bowker di tahun 1971. Awalnya Starbucks hanya kedai kopi kecil di Brooklyn yang menyediakan hasil roasting biji kopi. Atas kerjasamanya, Howard Schultz direkrut para pendiri Starbucks menjadi direktur pemasaran mereka di tahun 1982.

Ide pemasaran Howard Schultz untuk Starbucks adalah meracik minuman lain seperti Espresso, Milk tea dan minuman populer lainnya selain kopi. Namun para founder Starbucks merasa modal yang yang dibutuhkan cukup besar untuk pengadaan mesin espresso dan kebutuhan lainnya. Ditambah lagi belum tentu minuman espresso dan yang lainnya bisa familiar di lidah orang Amerika sehingga ide Schultz ini tidak pernah direalisasikan.

Howard Schultz akhirnya keluar dari Starbucks di tahun 1985, 3 tahun setelah menjadi direktur pemasaran. Di tahun 1987, para pendiri Starbucks ingin fokus ke usaha lain mereka yaitu Peet’s Coffee sehingga mereka menjual Starbucks ke Howard Schultz seharga $3,8 juta (Rp57 miliar). Untuk membeli Starbucks, Schultz mendekati sebanyak 242 investor, sebanyak 217 investor menolak.

Sejak awal, Schultz sudah melihat potensi Starbucks bukan hanya sebagai kedai kopi, tapi bisa menjadi rantai bisnis kopi besar. Ide bisnis Howard Schultz adalah menawarkan produk kopi yang premium tapi dapat dibeli di banyak tempat. Pada tahun 1992, Starbucks melantai di bursa saham Amerika dan masuk ke pasar Asia di tahun 1996.

Ayo dukung pertumbuhan ekonomi dengan memberikan pendanaan UMKM secara aman di Akseleran! Daftar sekarang dan dapatkan imbal hasil hingga 10,5% per tahun di Akseleran.

Akseleran memberikan saldo awal senilai Rp100 ribu untuk pendaftar baru dengan menggunakan kode CORCOMMBLOG. Melakukan pendanaan di P2P Lending Akseleran juga sangat aman karena lebih dari 98% nilai portofolio pinjamannya memiliki agunan. Sehingga dapat menekan tingkat risiko yang ada. Akseleran juga sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor surat KEP-122/D.05/2019 sehingga proses transaksi yang kamu lakukan jadi lebih aman dan terjamin.

Untuk kamu yang tertarik mengenai pendanaan atau pinjaman langsung bisa juga menghubungi (021) 5091-6006 atau via email [email protected]

Penulis: Ayu Diah Callista | Editor: Rimba Laut