Residual Income: Pengertian dan Cara Menghitungnya

0
25239
Cara Menghitung Residual Income

Sebuah perusahaan perlu melakukan penilaian kinerja secara berkala dalam rangka mempertahankan keberlangsungan bisnisnya. Adapun unsur kinerja yang sangat fundamental bagi perusahaan untuk diperhatikan tidak lain adalah keuangannya. Maka dari itu, analisis kinerja keuangan penting untuk dilakukan—salah satunya menggunakan metode serta cara menghitung residual income.

Pelengkap Laporan Keuangan

Laporan keuangan atau financial statement merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk meninjau sehat atau tidaknya sebuah perusahaan. Melalui catatan informasi keuangan ini, perusahaan dapat mengambil kebijakan atau langkah yang tepat untuk mencapai apa yang telah dicita-citakan.

Namun, membaca laporan keuangan saja tidak cukup untuk melihat lebih detail seberapa besar peningkatan yang telah dicapai. Kinerja perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan berbagai rasio keuangan. Pengukuran ini nantinya akan melengkapi laporan keuangan dengan menyajikan nilai kinerja perusahaan yang sesungguhnya. Adapun metode perhitungan kinerja keuangan perusahaan didasarkan pada profitabilitas.

Mengenal Konsep Residual Income

Metode analisis kinerja keuangan bermacam-macam. Salah satunya adalah residual income atau yang juga sering disebut laba residu maupun laba residual. 

Menurut Siegel dan Salim yang diterjemahkan oleh Trisnawati (2009), residual income merupakan pendapatan operasional yang dapat diperoleh pusat investasi di atas pengembalian (return) minimum dari asetnya. Jika nilai residual income yang dihasilkan positif, maka ada selisih antara dana yang dibutuhkan oleh kreditur dan pemilik modal.

Dalam penjelasan lainnya, residual income dapat dinyatakan sebagai suatu pengukuran yang digunakan untuk melihat sejauh mana pencapaian pendapatan bersih (net income) melebihi laba perusahaan yang ditargetkan. Jika laba residu yang dihasilkan lebih besar daripada nol, maka laba yang didapat melebihi laba yang ditargetkan. Jika laba residu yang dihasilkan kurang dari nol, maka laba yang didapat masih kurang dari laba yang ditargetkan. Pun jika laba residu yang dihasilkan sama dengan nol, maka laba yang didapat sama dengan laba yang ditargetkan.

Cara Menghitung Residual Income

Formula residual income dapat dinyatakan sebagai berikut.

  • RI = laba operasi bersih – (tingkat pengembalian minimal x aktiva operasi)
  • RI = laba operasi bersih – (biaya modal rata-rata tertimbang x aktiva operasi)

Contoh 1

PT Trijaya mempunyai aset operasional sebesar $100.000,00 dengan laba bersih senilai $18.000.000 dan minimum return on asset adalah 20%. 

Maka:

RI = $18.000.000 – (20% x $100.000.000)

  = $18.000.000 – $20.000.000

= -$2.000.000

Dengan demikian, besarnya pendapatan bersih PT Trijaya masih belum mencapai pendapatan yang ditargetkan.

Contoh 2

PT Charm terdiri dari divisi A dan divisi B. Divisi A memiliki investasi senilai Rp1.000.000.000,00 dan memperoleh laba Rp240.000.000,00. Divisi B memiliki investasi senilai Rp5.000.000.000,00 dan memperoleh laba Rp800.000.000,00. Adapun minimum return on asset 12%.

Maka:

RI Divisi A = Rp240.000.000,00 – (12% x Rp1.000.000.000,00)

= Rp240.000.000,00 – Rp120.000.000,00

= Rp120.000.000,00

RI Divisi B = Rp800.000.000,00 – (12% x Rp5.000.000.000,00)

= Rp800.000.000,00 – Rp600.000.000,00

= Rp200.000.000,00

Berdasarkan perhitungan ini, dapat dilihat bahwa ternyata walau secara nominal laba bersih divisi B lebih besar dibandingkan divisi A, nyatanya kinerja divisi A lebih baik. Pasalnya dengan nilai investasi lima kali lebih besar dibandingkan divisi A, divisi B ternyata hanya menghasilkan laba 66% lebih banyak.

Baca juga: Sudah Tahu Apa Itu Residual Income? Ini Cara Menghasilkannya!

Kelebihan dan Kekurangan Residual Income

Setiap metode pengukuran mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga penggunaannya pun perlu disesuaikan dengan kebutuhan. Adapun kelebihan dan kekurangan pendekatan residual income adalah sebagai berikut.

Kelebihan

  • Aktiva dengan risiko yang berbeda dapat menggunakan tarif beban modal yang berbeda pula.
  • Memungkinkan semua pusat laba mempunyai sasaran yang sama untuk pusat investasi yang sebanding.
  • Residual income adalah laba ekonomis yang memperhitungkan penghasilan minimum yang harus dicapai oleh aktiva.

Kekurangan

  • Kinerja yang dibatasi untuk satu periode akuntansi membuat manajer pusat laba lebih berorientasi pada tujuan-tujuan jangka pendek.
  • Metode depresiasi yang dipakai perusahaan sangat memengaruhi residual income.
  • Hasil akhir yang berupa angka absolut membuat perbandingan antara residual income satu pusat laba dengan pusat laba lain dengan nilai investasi yang berbeda lebih sulit dilakukan. 
  • Cenderung menguntungkan divisi yang lebih besar.

Residual income adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh net income yang dihasilkan melebihi laba yang ditargetkan. Cara menghitung residual income ini relatif lebih detail dalam menunjukkan nilai riil atas kinerja perusahaan maupun unit (dibandingkan metode ROI yang banyak digunakan), tetapi hasil akhirnya yang berupa angka absolut kurang cukup praktis jika digunakan untuk membandingkan antara pusat laba yang satu dan lainnya.

Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!

Bagi kamu yang ingin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Akseleran menawarkan kesempatan pengembangan dana yang optimal dengan bunga rata-rata 12% per tahun dan menggunakan proteksi asuransi 99% dari pokok pinjaman. Tentunya, semua itu dapat kamu mulai hanya dengan Rp100 ribu saja.

BLOG100 Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk syarat dan ketentuan dapat menghubungi (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].