Bubble Economy: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

0
9016
Bubble Economy Adalah

Ingin berinvestasi, terutama di dalam bidang properti? Jangan lupa belajar sejarah ekonomi. Contohnya pada tahun 2008, krisis keuangan sempat terjadi di Amerika Serikat. Krisis ini juga memberi dampak yang cukup signifikan bagi kondisi global. Krisis ini terjadi karena adanya gelembung ekonomi atau economic bubble.

Bila tidak hati-hati, bukan tidak mungkin fenomena ini akan terulang kembali. Bubble economy adalah musuh besar dalam kelangsungan bisnis ekonomi secara makro. Maka, sebaiknya segera bertindak begitu melihat tanda-tandanya saat menjalankan bisnis. Kerugian karena pecahnya gelembung ekonomi adalah harga yang mahal dan belum tentu akan terbayar kembali dalam waktu singkat.

Nah, apa itu bubble economy? Simak penjelasannya di bawah ini.

Pengertian Bubble Economy

Bubble Economy adalah siklus ekonomi berupa meningkatnya nilai suatu objek secara cepat. Dalam hal ini, objek berupa properti atau aset. Ibarat gelembung yang ditiup terlalu cepat agar segera membesar, lama-lama akan pecah juga.

Dengan kata lain, harga aset atau properti yang semula tinggi bisa tiba-tiba terjun bebas sehingga kehilangan nilainya sama sekali.

Fenomena ini lazim terjadi pada efek, pasar saham, bisnis properti atau real estate, dan masih banyak lagi. Hal ini terjadi karena saat terjadinya pergantian pemain kunci, pola bisnis juga otomatis ikut berubah.

Penyebab Bubble Economy

Apa penyebab dari bubble economy? Hingga saat ini, masih banyak para ahli yang memperdebatkan penyebabnya. Inilah beberapa teori yang beredar:

  • Ada yang berpendapat bahwa saat satu lahan bisnis sedang tren sehingga mendatangkan keuntungan lebih, perusahaan cenderung langsung menaikkan gaji karyawan. Bahkan, ada juga yang sampai memberikan bonus tambahan. Bonus-bonus semacam itu lalu dimanfaatkan untuk pembelian aset atau properti. Karena banyak yang tertarik untuk membeli atau berbisnis sekalian di bidang properti, harga aset dan properti pun ikutan naik. Hal ini kemudian memunculkan gelembung ekonomi.
  • Pendapat lain menyebutkan adanya kondisi ekonomi yang tengah cair (liquid). Dalam kondisi ini, pengajuan pinjaman uang menjadi lebih mudah. Uang yang dipinjam (dari bank) kemudian digunakan untuk membeli aset serta properti. Kondisi ini juga dikenal sebagai kondisi klasik gelembung ekonomi.

Lalu, apa yang terjadi sesudah harga aset dan properti semakin tinggi? Pembeli pun mulai kelabakan. Makin kelabakan saat mereka tidak bisa mengembalikan pinjaman uang yang sudah terlanjur digunakan untuk biaya aset dan properti. Apalagi bila pembeliannya melibatkan cara mencicil, seperti dengan KPR.

  • Ada juga yang berteori bahwa bubble economy adalah karena tidak seimbangnya cara orang mengantisipasi kesempatan yang ada. Misalnya: menguber harga aset alih-alih melakukan pembelian berdasarkan harga intrinsik aset tersebut. 

John Keynes pernah menyebutkan fenomena ini dalam bukunya yang berjudul “The General Theory of Employment, Interest, and Money”. Menurut Keynes, manusia punya kecenderungan untuk mengonsumsi segala sesuatu secara emosional. Salah satunya adalah dengan membeli sesuatu yang sedang tren, lalu berharap harga barang tersebut naik cukup banyak dan lama.

Padahal, kebiasaan ini justru juga berpotensi memecahkan gelembung ekonomi atau economic bubble.

Cara Mengatasi Bubble Economy

Lalu, bagaimana cara mengatasi bubble economy? Beberapa cara ini bisa dicoba:

  • Mempelajari tips cara berinvestasi cerdas tetapi aman

Bila ini pertama kalinya berinvestasi, coba pelajari dulu berbagai tips investasi secara cerdas dan aman. Memang, kita harus berani mengambil risiko. Namun, sebaiknya siapkan cadangan yang cukup bila investasi pertama gagal.

Baca juga: Kenali 6 Investasi Aman dan Menguntungkan Bagi Pemula

  • Memilih objek investasi dan semacamnya

Pilihlah objek investasi yang memang terasa familier dan sesuai dengan kebutuhan Anda. Hindari sekadar ikut-ikutan orang saat berinvestasi, apalagi bila Anda kurang memahami cara berinvestasi di bidang tersebut.

  • Hindari membeli karena tren serta hanya mengandalkan spekulasi pasar

Kebanyakan pembeli yang hanya mengikuti tren tanpa memikirkan efek jangka panjangnya adalah pembeli emosional. Apalagi bukan ahli ekonomi, hindari mengandalkan spekulasi pasar. Dalam hidup, selalu ada kejutan yang belum tentu menyenangkan di akhir cerita.

Intinya, berinvestasi adalah tentang berani mengambil risiko. Jika dilakukan dengan cerdas dengan tetap mengikuti batas aman, risiko dapat diminimalkan dan bukan mustahil akan mendatangkan untung.

Bubble economy adalah efek yang tidak ingin dialami oleh siapa pun. Untuk menghindarinya, lakukan investasi cerdas, tetapi sekaligus aman.

Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!

Bagi kamu yang ingin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Sebagai platform pengembangan dana yang optimal dengan bunga hingga 16% per tahun kamu dapat memulainya hanya dengan Rp100 ribu saja.

BLOG100

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk syarat dan ketentuan dapat menghubungi (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].