Apa Itu Break Even Point? Selengkapnya dengan Rumusnya!

0
16859
BEP Adalah

BEP Adalah – Sebagai pelaku usaha, Anda dituntut untuk memahami istilah-istilah ekonomi seperti neraca keuangan, aktiva, sampai break even point (BEP). Di antara ketiga istilah tadi, kemungkinan besar masyarakat masih belum mengetahui tentang makna BEP. Bagaimana dengan Anda? Sudah tahu apa itu break even point? Kalau belum, simak ulasannya berikut sekaligus dengan rumus menghitungnya. 

Pengertian Break Even Point

Sejumlah ahli punya cara berbeda dalam mendefinisikan BEP, namun semuanya memiliki poin yang sama. Zulian Yamit (1998) misalnya. Beliau menyebutkan bahwa BEP adalah kondisi di mana pemasukan yang diperoleh sama dengan total biaya (Total Revenue = Total Cost).

Sementara itu, menurut S. Munawir (2002) BEP diartikan sebagai kondisi di mana perusahaan tidak memperoleh untung, tapi juga tidak menanggung kerugian dalam operasinya (total penghasilan = total biaya). Penjelasan lain datang dari Mulyadi (2004) yang menyebutkan bahwa BEP adalah suatu kondisi di mana perusahaan berada di titik impas. Dengan kata lain bisnis tersebut tidak mendapat laba, juga tidak rugi.

Kesimpulannya, suatu perusahaan dikatakan mengalami Break Even Point (BEP) ketika pendapatan dan total biaya produksi seimbang. 

Fungsi Break Even Point

Meski usaha terlihat stagnan, break even point ini punya sejumlah manfaat, lho. Apalagi konsep ini dapat diimplementasikan kepada usaha kecil sampai usaha berskala besar. 

  1. Pelaku usaha dapat memanfaatkan BEP untuk mencari tahu berapa penjualan minimum yang wajib dipertahankan guna menghindari kerugian.
  2. Sebaliknya, pengusaha juga bisa menggunakan BEP guna mengetahui margin penjualan agar dapat memperoleh keuntungan. 
  3. Mencari tahu dampak perubahan biaya, harga jual, dan volume penjualan pada kelangsungan bisnis. 
  4. Sebagai alat pengambil keputusan terkait mau menutup bisnis atau tidak dan kapan waktu yang tepat untuk menghentikan operasional badan usaha. 
  5. Pedoman dalam memberikan berapa nilai investasi yang tepat agar bisa mengimbangi biaya produksi.
  6. Membantu memproyeksikan keuangan perusahaan

Komponen Pembentuk Break Even Point

Secara umum, BEP memiliki 3 unsur pembentuk, yaitu biaya tetap, biaya variabel, dan harga jual. Nah, sebelum belajar perhitungan break even point, yuk, cari tahu dulu pengertian dari masing-masing komponen tadi. 

  1. Biaya Tetap (FC), bersifat konstan terlepas perusahaan melakukan produksi atau tidak. Contoh biaya tetap adalah gaji karyawan dan tarif sewa tempat usaha. 
  2. Biaya Variabel (VC), sifatnya dinamis sesuai volume produksi. Artinya, ketika proses produksi meningkat, maka biaya variabel ikut bertambah. Contohnya adalah biaya listrik serta ongkos bahan baku. 
  3. Harga Jual (P), berlaku untuk setiap satuan unit. Nilainya diperoleh dari penjumlahan harga pokok plus keuntungan yang ingin diperoleh. 

Selain 3 komponen di atas, beberapa menyebutkan bahwa pendapatan (revenue) termasuk ke dalam unsur BEP. Nantinya informasi pendapatan bisa digunakan untuk memproyeksikan pemasukan di periode selanjutnya dengan jumlah dan harga unit yang berbeda. 

Baca juga: 6 Komponen Perencanaan Usaha yang Perlu Anda Ketahui

Rumus Menghitung Break Even Point Beserta Ilustrasinya

Rumus menghitung break even point dibedakan menjadi dua, yakni BEP unit dan nilai penjualan. Begini cara menghitungnya:

  • BEP Unit

BEP = FC/(P-VC)

Misalnya, pak Budi memiliki usaha jualan piama dengan biaya tetap (FC) Rp1.000.000, biaya variabel (VC) Rp100.000/item, serta harga jual (P) Rp150.000/item.

BEP = Rp1.000.000/(Rp150.000-Rp100.000)

= Rp1.000.000/Rp50.000

= 20 

Dengan demikian, pak Budi perlu menjual 20 item piama supaya balik modal. Pada penjualan item ke-21, maka hasilnya dapat digolongkan sebagai keuntungan. 

  • BEP Nilai Penjualan

BEP = FC/(1-(VC/P))

Contohnya, pak Anwar merupakan pengusaha mebel dengan biaya tetap (FC) Rp15.000.000, biaya variabel (VC) Rp600.000/unit, plus harga jual (P) Rp3.000.000/unit. 

BEP = Rp15.000.000/(1-(Rp600.000/Rp3.000.000))

= Rp15.000.000/(1-0,2)

= Rp15.000.000/0,8

= Rp18.750.000

Kesimpulannya, pak Anwar harus menghasilkan pendapatan sebanyak Rp18.750.000 agar balik modal. Lebih dari itu merupakan laba. 

Itulah penjelasan lengkap mengenai break even point (BEP) lengkap dengan rumusnya. Setelah mengetahui BEP, harapannya pembaca bisa mengaplikasikan konsep tersebut dalam proses bisnisnya.

Jadi, kalau pun bisnis tidak mendatangkan keuntungan, Anda dapat menggunakan metode BEP untuk menghindari kerugian atau setidaknya balik modal. Di sisi lain BEP adalah juga memiliki peran untuk menganalisis kelayakan sebuah aktivitas usaha.

Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!

Bagi kamu yang ingin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Akseleran menawarkan kesempatan pengembangan dana yang optimal dengan bunga rata-rata 10,5%-12% per tahun dan menggunakan proteksi asuransi 99% dari pokok pinjaman. Tentunya, semua itu dapat kamu mulai hanya dengan Rp100 ribu saja.

BLOG100 Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk syarat dan ketentuan dapat menghubungi (021) 5091-6006 atau email ke [email protected].