BANDUNG – Fintech P2P Lending Akseleran bekerjasama dengan AFPI dan LPSE Provinsi Jawa Barat (Jabar) memfasilitasi pembiayaan modal kerja bagi perusahaan rekanan LPSE Jawa Barat untuk pengadaan modal kerja demi kelancaran pelaksanaan proyek. Aksi ini berpotensi untuk menambah jumlah UMKM (borrower) Akseleran di Jabar yang merupakan salah satu provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terbesar.
Ivan Tambunan, CEO & Co-Founder Akseleran, mengatakan bahwa dengan solusi API-based loan origination system yang dikembangkan oleh Akseleran membuat sistem pinjaman menjadi lebih seamless. Hal ini, kata Ivan, semakin memudahkan setiap vendor yang telah mendapatkan pekerjaan pengadaan melalui LPSE Jabar untuk mengajukan pembiayaan modal kerja melalui Akseleran dengan besaran mulai dari Rp200 juta hingga Rp2 miliar.
“Program pembiayaan modal kerja LPSE ini dengan agunan yang fleksibel berupa Invoice atau SPK atau Kontrak dan tanpa jaminan fixed asset. Kerja sama sinergis dengan LPSE Jabar semakin menunjukkan komitmen Akseleran untuk terus mendukung keberlangsungan proyek-proyek pemerintah guna menunjang tetap tumbuh suburnya dunia usaha di Indonesia meski di tengah pandemi Covid-19,” kata Ivan di sela peluncuran Panon Jabar (Pendanaan Online Jawa Barat) di Gedung Sate, Bandung, Senin (31/01/2022).
Selain itu, Ivan menjelaskan, di sepanjang tahun 2021 total penyaluran pinjaman usaha Akseleran di Provinsi Jabar mencapai sebesar lebih dari Rp320 miliar atau berhasil tumbuh hingga 75% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan itu, jelasnya, sejalan dengan kenaikan jumlah borrower yang telah memperoleh pembiayaan modal kerja melalui Akseleran di Jabar sebanyak 36%.
“Secara kumulatif total penyaluran pinjaman usaha Akseleran dari Jabar telah mencapai sebesar Rp664 miliar lebih. Untuk kontribusi terbesar di Jabar masih berasal dari Bandung, lalu disusul Karawang, Depok dan Bekasi. Dengan adanya kerja sama pembiayaan modal kerja LPSE ini tentu membuat kami optimis untuk meningkatkan kinerja Akseleran di Jabar,” terang Ivan.
Meski demikian, dia menyampaikan, Akseleran tetap menerapkan langkah-langkah mitigasi risiko melalui penilaian kredit yang prudent dengan fokus kepada cashflow calon borrower juga seluruh pinjaman yang sudah diproteksi asuransi kredit dan melindungi 99% pokok pinjaman tertunggak. “Hingga akhir Januari 2022, total NPL kumulatif kami masih di angka yang rendah, yakni 0,07% dari total penyaluran dan menargetkan total pinjaman usaha di akhir tahun ini mencapai Rp4 triliun atau dua kali lipat dibandingkan target kami di tahun 2021,” tambah Ivan.